Mulai hari ini, Senin (01/04/2019) naik Moda Raya Terpadu atau MRT tidak lagi gratisan. Masa uji coba di mana penumpang MRT bisa naik tanpa berbayar sudah berlalu. Kini para penumpang harus merogoh kocek untuk berbayar. Berapa besaran ongkosnya? rasanya masyarakat sudah banyak yang tahu lantaran sosialisasinya cukup gencar.
Di hari keempat saat masa uji coba saya beserta istri sempat turut mencobanya. Ada rasa ingin tahu seperti apa moda transportasi terbarukan kereta MRT tersebut. Kebetulan juga kepala sering senut-senut dan mengantuk dipagi hari, jadi tidak ada salahnya jalan-jalan sambil mencoba MRT ketimbang terkantuk-kantuk di rumah.
Setelah berunding kami pilih perjalanan menunggang MRT dari Stasiun Lebak Bulus ke Stasiun Bundaran HI sekalian kembalinya antar istri singgah di Tanah Abang. Ke Tanah Abang dari Stasiun MRT Bundaran HI bisa dijangkau dengan berjalan kaki sekitar lima belas menit, lumayan sambil melemaskan otot kaki.
Untuk sampai ke Lebak Bulus, saya bersama istri harus dua kali naik angkot disambung sekali naik Transjakarta. Sekitar pukul dua belas kami tiba di Stasiun Lebak Bulus.
Sebelum menumpang MRT kami putar-putar dulu di area Stasiun. Ketika itu suasana masih sepi, bahkan ketika itu saya berpikir kereta MRT sepertinya kurang peminat.Â
Karena sudah masuk waktu zuhur kami sholat dulu di mushola yang ada di stasiun, karena masih baru keadaanya masih serba bersih dan semoga bersih selamanya, hanya saja Musholanya saya rasa keliwat kecil untuk Stasiun yang cukup megah tersebut.
Potongan harga tiket sebesar 50 persen adalah kebijakan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan harapan banyak warga Jakarta yang beralih menggunakan transportasi MRT tersebut.
Bukan cuma pak Gubernur, saya pribadi dan pastinya juga banyak masyarakat yang sudah bosan dengan semrawutnya kondisi lalu lintas di Jakarta yang berharap masyarakat yang melakukan perjalanan dengan kendaraan pribadi mau beralih ke moda transportasi masal tersebut.
Melihat antusiasnya msyarakat menggunakan angkutan masal MRT dimasa uji coba kemarin, rasanya bukan cuma pak Gubernur, saya dan masyarakat yang peduli dengan tertibnya lalu lintas di Jakarta. Beralihnya masyarakat menggunakan transportasi masal menjadi kenyataan