Mohon tunggu...
Ahmad Saukani
Ahmad Saukani Mohon Tunggu... Administrasi - pensiun bukan lantas berhenti bekerja

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bicara tentang Sampah, Plastik Masih Rajanya

2 November 2018   08:31 Diperbarui: 2 November 2018   09:09 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dominasi sampah plastik/dok pribadi

Lepas dari ketergantungan terhadap plastik sepertinya hal yang nyaris mustahil. Yang bisa dilakukan adalah bagaimana mengedukasi masyarakat agar lebih peduli terhadap sampah plastik agar mau mengelolanya dengan baik dan benar. Tugas siapa? Ya tugas kita semua warga masyarakat agar mau saling mengingatkan.

Sebentar lagi musim hujan beberapa kali saya temui pasukan Oranye atau Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) sibuk berpeluh. Mereka bekerja kebanyakan adalah bersih-bersih saluran air yang berupa saluran terbuka atau yang tertutup atau gorong-gorong.

Melintas tiga hari yang lalu di satu komplek perumahan cukup mewah saya temui pasukan PPSU yang sedang berteduh diantaranya ada yang sambil kipas-kipas; saya juga merasakan siang itu udara cukup panas. Tidak jauh dari kawan PPSU itu berteduh saya dapati beberapa karung sampah basah dan setumpuk yang belum sempat dimasukan dalam karung, atau mungkin sudah habis stok karungnya. Rupanya itu hasil kerja mereka.

Bisa lihat dari gambar yang saya sertakan, sampah yang diangkat kawan-kawan PPSU itu didominasi oleh sampah plastik; berupa botol air kemasan, kemasan minuman ringan, kemasan snack, kemasan kecap, kemasan minyak, kantung-kantung kresek dll.

Plastik adalah oknum yang sudah amat akrab dengan masyarakat dikeseharian. Mulai dari perabot rumah tangga, kemasan makanan, kemasan bumbu, kemasan pembersih, kemasan belanjaan sampai gorengan yang kita makanpun kalau beli sembarangan konon ada yang mengandung plastik....heheh..

sampah yg sudah dikemas/dok pribadi
sampah yg sudah dikemas/dok pribadi
Pagi buta beli roti dari abang yang lewat, baik roti tawar atau roti manis keduanya sama dikemas dengan plastik. Bubur ayam, nasi uduk atau bahan sarapan pagi lainnya kalau kita tidak membawa wadah sendiri bisa dipastikan plastik akan menyertai. Agak siang sedikit istri belanja baik dipasar maupun dari pedagang keliling; plastik bisa dipastikan juga akan ikut serta.

Pada saatnya ketika bergam plastik tersebut tidak lagi dibutuhkan; jalan keluarnya adalah dengan membuangnya berupa sampah. Masyarakat kebanyakan biasa membuang begitu saja sampah plastik tersebut bercampur dengan sampah sayuran dan sisa makanan.

Membuangnya dengan bantuan tukang sampah itu masih bagus kendati harus siap mengeluarkan rupiah; sebab tukang sampah biasanya sebelum membuangnya di tempat pembuangan sementara akan terlebih dulu memilah-milahnya. Tetapi akan jadi malapetaka apabila membuangnya di sembarang tempat. Sampah tersebut berpotensi menghambat saluran air dan ketika hujan turun bisa menyebabkan banjir serta mencemari lingkungan.

Seperti kita ketahui plastik adalah zat paling bandel yang tidak dapat membusuk seperti sampah dedaunan atau sayuran atau sisa makanan. Membuang sembarangan sampah plastik akan menyebabkan beragam kerugian; selain merusak pemandangan; bisa bikin mampat saluran air, tercemarnya lingkungan dan banyak lagi.

Jangan tunggu besok. Ayo kelola sampah dengan baik dan benar. Buanglah sampah pada tempatnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun