Mari lupakan sejenak tentang Esemka yang digadang-gadang bakal menjadi mobil nasional alias mobil buatan asli dalam negri. Yang menurut Kyiai Ma'ruf Amin sebagai calon Wakil Presiden akan segera meluncur pada bulan Oktober ini.
Indonesia sebenarnya sudah sejak lama punya alat transportasi yang murni buatan nasional, semua komponen dari alat transportasi tersebut boleh dibilang seratus persen sudah buatan Indonesia. Semisal roda, jok, pedal dan sadel, itu antara lain bagian komponen dari alat transportasi tersebut. Becak itu moda transportasi yang saya maksud.
Becak adalah alat atau moda transportasi yang sudah amat dikenal hampir di banyak kota di Indonesia. Becak adalah kendaraan dengan 3 buah roda, satu roda di belakang dan dua buah roda di bagian depan.
Becak dikemudikan secara manual oleh tenaga manusia dengan cara mengenjot pedal yang dilengkapi dengan rantai yang dihubungkan ke roda belakang yang kemudian akan mendorong becak tersebut. Pengemudi becak biasa disebut tukang becak atau abang becak atau kalau di Makasar disebut daeng becak.
Betul becak memang muasalnya bukan dari Indonesia. Becak ada yang menyebut alat transportasi dari Jepang ada pula yang menyebut dari China. Bukan masalah. Kendaraan roda empat yang orang Indonesia bilang Mobil-pun yang sudah menjadi salah satu andalan industry di Jepang asalnya juga bukan asli Jepang.
Tentang becak, saya punya pengalaman indah dengan becak. Ini cerita yang sudah lama berlalu. Satu ketika turun dari Bus saya biasa melanjutkan dengan numpang becak untuk sampai di rumah. Saat itu hanya ada satu becak saja yang sedang menunggu penumpang, sementara selain saya secara bersamaan ada sorang gadis manis juga memerlukan becak tersebut.
Ketika itu becak sebagai alat transportasi lingkungan sedang laku-laku-nya tanpa ada saingan. Oleh sebab itu lantaran tujuan kami searah ditambah hari yang mulai gelap maka kami sepakat menumpang becak itu secara bersamaan, Abang becak-pun setuju dengan syarat tambahan sedikit ongkos.
Biasanya numpang becak itu saya rasakan amat lambat, apalagi ketika diburu waktu dipagi hari. Tetapi ketika itu becak yang kami tumpangi terasa begitu cepat berlari. Baru ngobrol basa-basi becak sudah sampai tujuan.
Sejak itu kami sering berjanjian untuk pulang secara berbarengan. Ketika itu larinya becak yang saya tumpangi bersama si adik cantik itu selalu terasa terlalu cepat. Becak menurut saya adalah kendaraan yang bisa membangkitkan romantisme.
Becak sejak tahun 2007 berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) secara resmi sudah dilarang di Jakarta. Tetapi larangan ya larangan kenyataan sampai saat ini di wilayah tertentu di Jakarta masih ada becak. Jumlahnya boleh dibilang masih cukup banyak mencapai seribuan lebih, artinya sebagian masyarakat masih ada yang membutuhkan moda transportasi tersebut.
Oh ya, becak juga bisa membantu traveler yang hobi blusukan, untuk mengeksplorasi sudut-sudut Jakarta.