Di Masjid biasa saya ikut jamaah sholat tarawih menjelang witir kadang diselingi dengan tausiah. Untuk materinya biasanya Ustadz memberi kesempatan kepada jamaah untuk bertanya, mengahiri tausiahnya saat sholat tarawih malam ke 23 kemarin Ustadz mengajak kami para jamaah untuk menunda sholat witirnya sampai lewat sepertiga malam.
Bulan Ramadha adalah benar-benar bulan penuh keberkahan, segala pekerjaan kebaikan akan mendapat keberkahan dengan nilai ibadah yang tinggi, bahkan tidurnya orang yang sedang berpuasa pun menjadi berkah dan bernilai ibadah.
Semakin di penghujung Ramadhan durasi tidur kian berkurang, akan tetapi tidur yang boleh dibilang hanya beberapa kejap itu selain bernilai ibadah rasanya cukup berkualitas membuat kami tidak terlalu kehilangan power untuk beraktivitas.
Dini hari tadi adalah kali kedua kami sholat witir yang diselenggarakan di sepertiga malam sekitar jam 2 dini hari. Alhasil kami harus mengorbankan masa istirahat kami dan saya sendiri jam setengah dua sudah siap-siap.
Tidak sampai jam 3 dini hari Sholat witir 11 rakaat selesai kami laksanakan, Selesai doa menjelang bubar ada ajakan untuk santap sahur. Ada donatur yang mengirim nasi kotak dan dini hari tadi makan sahur dengan menu spesial nasi kebuli kambing bakar...mantap....
Saat makan saya kepikiran barangkali seperti inilah situasinya yang disebut Sahur On The Mosque (SOTM) yang khabarnya akan menjadi pengganti Sahur On The Road (SOTR).
Sahur On The Road (SOTR) sendiri adalah kegiatan membagi-bagi makanan saat sahur yang sudah berjalan beberapa tahun amat membantu orang-orang yang memang membutuhkan, artinya kegiatan yang sangat tepat dan kena sasaran. Mereka yang bekerja malam hari harus sahur tapi tidak bisa meninggalkan pekerjaanya semisal Satpam di Ruko-ruko, petugas kebersihan, penjaga pintu kereta api dan banyak lagi. Mereka itulah yang disasar dan mereka amat terbantu.
Tapi sayang kegiatan yang mulia tersebut sudah dirusak dan dimelencengkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Bawa-bawa alasan SOTR padahal menabur kerusakan, tawuran di mana-mana dan belakangan ada dikabarkan peserta SOTR melakukan vandalism dengan mencorat-coret dinding Undepass Mampang.
Akibatnya datang banyak penolakan dari warga masyarakat terhadap kegiatan Sahur On The Road (SOTR).
SOTR, yang sejatinya adalah kegiatan dari orang-orang yang punya kepedulian terhadap sesama yang amat bermanfaat. Kalau sampai dilarang rasanya sangat tidak bijaksana. Mestinya harus diapresiasi terhadap mereka yang memang betul-betul punya kepedulian berbagi terhadap sesama dengan kegiatan SORT tersebut.