Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akhirnya membatalkan acara sholat tarawih di kawasan Monumen Nasional (Monas) dan memindahkannya ke Masjid Istiqlal. Sholat tarawih yang direncanakan pada tanggal 26 Mei semula akan dilaksanakan di Monas menuai kontroversi.
Sholat tarawih atau ada yang menyebutnya teraweh adalah sholat sunnah yang khusus hanya dilakukan pada bulan Ramadhan. Adapun bilangan rakaatnya, masing-masing ada yang mengerjakan 11 rakaat ada pula yang mengerjakannya 23 rakaat seperti yang dilaksanakan di Masjidil Haram. Pelaksanaan sholat tarawih dilakukan selepas sholat Isya dilakukan secara berjamaah. Sholat sunnah tarawih ini dibolehkan juga dilaksanakan secara sendiri-sendiri.
Sholat tarawih sendiri ada yang berpendapat sebagai sholat bersenang-senang. Dalam beberapa referensi saya dapatkan tarawih dimaknai sebagai "waktu istirahat sejenak" itu sebab Sholat Tarawih dianggap sebagai sholat untuk istirahat dan bersenang-senang.
Itulah wujud nyata dari kebahagiaan yang dinyatakan dalam Hadits yang saya sertakan dibawah ini:
. "Bagi orang yang melaksanakan puasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya." (al hadits).
Seluruh permukaan bumi adalah tempat Sholat
Itu berarti seseorang boleh saja mengerjakan sholat dimanapun di permukaan bumi dengan syarat tentu saja tempat tersebut tidak terkontaminasi najis semisal kuburan dan WC/kamar mandi. Seperti yang dijelaskan dalam hadits yang saya sertakan dibawah ini:
"Bumi ini semuanya merupakan masjid (tempat sujud untuk shalat) kecuali kuburan dan WC"(hadits)
Namun bukan lantas berarti seseorang boleh atau dibenarkan sholat ditengah jalan seperti yang dilakukan seorang pemuda di Kelapa Gading yang ramai diberitakan media beberapa hari yang lalu, itu tindakan ngawur. Pemuda tersebut kalau memang darurat dikejar waktu boleh saja mengerjakannya di trotoar asalkan tempat tersebut tidak mengandung najis. (pendapat penulis,Astagfirulloh)
Lantas bagaimana Sholat Tarawih di Monas?
Boleh-boleh saja.
Sholat tarawih yang sifatnya bersenang-senang menurut penulis boleh saja dilaksanakn di kawasan Monumen Nasional (Monas). Terpernting tempat dilaksanakan sholat tersebut bersih dari Nazis.
Memakmurkan Masjid.
"Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain Allah, maka merekalah yang termasuk golongan orang-orang yang selalu mendapat petunjuk (dari Allah Ta'ala)" (QS At-Taubah: 18).
Masjid dalam konteks ayat ini adalah sebuah bangunan yang sengaja didirikan sebagai tempat beribadah kepada Alloh SWT; seperti i'tiqaf, sholat dan membaca al qur'an dll. Dalam sejarah tercatat Masjid Quba di Madinah sebagai Masjid yang pertama kali dibangun oleh Rosululloh SAW beserta para Sahabat bukan hanya tempat sholat. Masjid Quba dibangun sebagai basis dan penunjang dakwah Rosululloh SAW.
Dengan datangnya bulan Ramadhan adalah merupakan kesempatan umat untuk memakmurkan Masjid sebagai wujud iman dan ketaqwaan kepada Alloh SWT dengan berbagai aktivitas ibadah, sholat, tadarus al-qur'an dll, seperti yang diamanatkan dalam surat At Taubah 18 diatas.
Kesimpulan
Ketimbang melaksanakan Sholat Tarawih di Monas sekedar bersenang-senang lebih baik  bersama memakmurkan Masjid, syiar dengan cara yang elok dengan Sholat Tarawih di Masjid.
.
Allohu A'lam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H