Mohon tunggu...
Ahmad Saukani
Ahmad Saukani Mohon Tunggu... Administrasi - pensiun bukan lantas berhenti bekerja

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Cabuk Rambak, Buah Tangan dari Solo

2 Mei 2018   11:49 Diperbarui: 2 Mei 2018   12:39 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
cabuk rambak jajanan khas Solo/dok mang kani

Ada diantaranya yang disebut cabuk rambak dari deretan menu tradisional yang dihidangkan keluarga Presidan Jokowi kepada para tetamunya ketika acara pesta pernikahan putrinya Kahiyang Ayu dengan Boby Nasution dulu. Cabuk rambak adalah salah satu jenis jajanan khas Solo yang mulai langka.

Cabuk rambak itu sederhana saja berupa irisan ketupat yang disiram saus bumbu yang tampilannya serupa saus bumbu pecal atau saus bumbu satay atau bumbu gado-gado di Jakarta cuma bahan dasar sausnya yang berbeda. dihidangkan biasanya di daun yang dipincuk disantap dengan ditemani kerupuk rambak atau kerupuk kulit.

Bumbu pecal atau saus bumbu gado-gado yang sudah cukup masyhur berbahan dasar kacang tanah yang digoreng atau disangan sementara bumbu cabuk rambak berbahan dasar wijen dan kelapa parut yang disangan.

Cabuk rambak yang tampak begitu sederhana tampilannya tapi tidak sesederhana pembuatannya. Tidak terlalu rumit tapi tidak juga bisa dibilang mudah. Membuat cabuk rambak selain harus menyiapkan ketupat untuk menghidangkannya. Saus bumbunya-pun cukup merepotkan.

Untuk membuat saus cabuk rambak kita harus menyiapkan wijen dan kelapa parut keduanya harus disangan kemudian dipadu beberapa jenis rempah salah satunya kemiri yang juga harus disangan.

bumbu cabuk rambak instan dari pasar gede solo/dok pribadi
bumbu cabuk rambak instan dari pasar gede solo/dok pribadi
Kalau di Solo sendiri khususnya  di Pasar Gede yang pernah saya kunjungi bumbu saus cabuk rambak sudah ada yang dijual secara instan. Atas saran teman saya beli satu paket saus cabuk rambak instan sebagai oleh-oleh pribadi sebagai percobaan lantaran belum tahu macam apa dan bagaimana rasa dari cabuk rambak tersebut.

Menghidangkannya saya mengganti kedudukan ketupat dengan lontong yang saya beli di pasar sudah siap santap. Untuk kerupuk rambaknya saya menggantinya dengan kerupuk gendar yang juga didapat dari Pasar Gede kemarin kemudian saya kolaborasikan dengan tahu goreng dan  masih saya taburi bawang goreng.

Bagaimana rasanya cabuk rambak yang saya kolaborasikan dengan tahu goreng itu?. Saya bukan Bondan Winarno (almarhum) pakar kuliner beken yang begitu piawai mendiskripsikan rasa. Buat saya hanya satu kata saja "Enak".

Buat penyuka olahan kuliner boleh juga mencoba membuat saus bumbu cabuk rambak ini kemudian mengkemasnya sedimikian rupa berikutnya bisa menjualnya secara online selain turut melestarikan warisan nenek moyang  berupa kuliner khas yang hampir dilupakan ini, sukur-sukur bisa menambah penghasilan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun