Pulang jum'atan tadi seperti biasa saya barengan dengan Pak Haji Nurdin, bukannya membicarakan apa isi khutbah malah melantur ngomongin kebijakan Gubernur Anies yang terus menuai kritikan. Terutama kebijakan Gubernur Anies tentang penataan PKL di Tanah Abang. Menurut Pak Haji setiap kebijakan akan selalu ada yang setuju dan tidak setuju, lebih ekstrimnya lagi ada yang diuntungkan dan ada yang merasa dirugikan.
Dalam hal penataan PKL di Tanah Abang ini, PKL tampaknya memang diuntungkan dengan disediakan lahan lengkap dengan tenda di Jalan Jatibaru yang ditutup. Sementara sopir angkot yang biasa melintas di jalan Jatibaru merasa dirugikan. Makanya mereka protes dan melakukan demo agar jalan Jatibaru dibuka kembali, berharap agar mereka bisa kembali keliling pasar Tanah Abang.
Sejatinya saya gagal paham dengan demo para sopir angkot Tanah Abang tersebut. Mereka melakukan aksi mogok menuntut agar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membuka kembali Jalan Jatibaru yang saat ini ditutup dan menghentikan operasi bus Explorer Tanah Abang.
Seperti diketahui bersamaan dengan ditutupnya jalan Jatibaru dan diperuntukan lahan PKL dioperasikan pula Bus Tanah Abang Explorer untuk mengakomodasi pejalan kaki yang ingin keliling Pasar Tanah Abang.
Akhirnya, Bus Tanah Abang Explorer yang beroperasi sejak penataan PKL di Tanah Abang kabarnya untuk sementara dihentikan operasinya lantaran didemo sopir angkot tersebut.
Lha ini apa bukan merugikan mereka?
Dengan ditutupnya jalan Jatibaru dan dioperasikannya Bus Tanah Abang Explorer angkot-angkot itu semisal jurusan Kota atau Roxy  tidak perlu lagi jemput satu, dua penumpang dengan keliling Pasar Tanah Abang lewat Jalan Jatibaru; mereka tidak perlu lagi bermacet-macet keliling tanah abang, mereka cukup menunggu penumpang di bawah fly over Jatibaru yang difungsikan sebagai Terminal. Calon penumpang mereka diantar Bus Explorer Tanah Abang.  Dengan demikian mereka bisa menghemat tenaga sekaligus menghemat bahan bakar.
Kenyataan ketika operasi Bus Tanah Abang Explorer dihentikan pendapatan mereka bertambah. Tapi seperti mereka akui kenaikan itu tidak signifikan. Ini saya kutip dari Kompas.com tentang pengakuan seorang sopir angkot jurusan Tanah Abang-Kota bernama Irmansyah.
"Jelas berpengaruhlah, Bang. Penumpang kan akhirnya cari kami. Kalau soal pendapatan sih enggak banyak-banyak banget tambahnya, tapi nambah pasti," ujar Irmansyah (Kompas.com).
Logikanya juga kan Bus Explorer itu cuma keliling Tanah Abang dari Stasiun kembali ke Stasiun. Bus Tanah Abang Explorer tidak antar penumpang sampai Roxy  atau Kota.
Belum lagi kerugian waktu dan tenaga kalau mereka harus bermacet-macet keliling Tanah Abang. Yang pasti dengan tidak bermacet-macet yang mungkin bisa setengah jam mereka kan bisa menghemat Bahan Bakar.