Nuansa kemelayu-an mulai terasa ketika saya duduk di dalam pesawat yang siap lepas landas mengantarkan saya dari Kuala Lumpur ke Pulau Pinang atau Penang. Dari info yang saya dapatkan baik melalui media maupun lewat teman yang pernah berkunjung ke Malaysia akan banyak kita temui kosa kata atau istilah yang terasa unik dan lucu di mata dan telinga kita orang Indonesia.
Kalau mendengar kata Indon untuk menyebut kata ganti orang Indonesia rasanya tidak usahlah tersinggung karena itu sudah menjadi kata keseharian yang diucapkan baik oleh orang Malaysia maupun sebagian orang Indonesia yang tinggal di Malaysia.
Disamping kursi tempat saya duduk ada tertulis “pintu kecemasan” itu bukan berarti ketika diudara tiba-tiba saja anda dilanda kecemasan anda boleh buka itu pintu lantas melompat keluar. Pintu kecemasan disitu adalah sebagai terjemahan dari kata dalam bahasa Inggris Emergency exit yang kita pahami sebagai “pintu darurat” .
Sebenarnya bukan cuma bus percuma atau gratisan; bus berbayarpun tidak akan berhenti ambil penumpang disembarang tempat. Tidak seperti Kopaja atau Metromini di Jakarta Bus hanya berhenti dan ambil penumpang di halte-halte yang tersedia.
Dan kalau masuk Mall lantas tiba waktu Shalat jangan cari Musholla sebab yang kita temui adalah “Surau”. Dan sebelum Sholat mungkin mau anda pipis jangan cari WC ya, yang ada adalah “Tandas”
Ketika jalan-jalan di kawasan Komtar istri saya sempat masuk ke toko Pak Ali yang menjual camilan untuk oleh-oleh antara lain berupa kerupuk dan manisan ada juga dijual supenir kha Penang. Untuk umat Muslim anda tidak salah masuk anda datang di tempat yang pas dan tidak perlu was-was sebab semua yang dijual disini dijamin halal “ Halal Itu Keutamaan Kami” Begitu yang tertulis di plang yang dipasang ditiap sudut toko Pak Ali.
Tidak ada niatan mentertawakan apalagi mengolok-olok, ini adalah kekayaan budaya bangsa serumpun yang sempat saya temui.
.