Jokowi sering bepergian ke luar negri ini ada yang berpandangan miring. Tapi buat saya Presiden sering ke luar negri itu ibarat seorang bapak yang sering ke luar rumah tentu saja diluar jam kerja untuk cari tambahan, istilahnya kalau dulu disebut ngobyek. Lha biasanya hasil ngobyek malah lebih besar dari gaji, makanya para istri biasanya senang kalau suami sering-sering ke luar rumah ngobyek asal jangan nyeleweng.
Layaknya seorang bapak atau suami yang mau ke luar rumah biasanya suka berpesan, missal terhadap anaknya: “jangan kemana-mana tong tunggu bapak pulang nanti bapak bawain oleh-oleh”.
Demikian pula Jokowi ketika akan berangkat ke Jepang tempo hari, Jokowi memang tidak jelas-jelas menjanjikan oleh-oleh tapi khabarnya Jokowi bawa pulang banyak oleh-oleh.
Diantaranya oleh-oleh yang dibawa pulang Jokowi adalah rencana pembangunanKereta Trans-Jaw sepanjang 750 kilometer. Proyek senilai USD1,82 miliar itu kelak akan mempercepat perjalanan mudik dari Jakarta ke Surabaya, keran kan.
Dan yang sudah pasti sebelum berangkat tempo hari Jokowi berpesan agar harga pangan terutama daging bisa 80 ribu-an sebelum hari raya Lebaran. Maklum kan sudah dekat bulan Puasa nih.
Namun apa kiranya terjadi, apa omongan pak Presiden enggak didengar lagi?. Belum lagi masuk bulan puasa harga pangan sudah meroket, daging yang sebelumnya 100 ribu perkilo beberapa hari ini malah naik harganya mencapai 120 000, bawang merah ini salah satu komponen bumbu favorit ibu rumah tangga harganya juga sudah melompat, telur bahan pangan yang paling dicari hampir setiap hari harganya juga ikutan melompat. Ini benar-benar edan.
Apa lantaran sudah biasa hal seperti ini terjadi; setiap menjelang hari raya harga pangan selalu naik lantas para petinggi yang bertanggung jawab dengan harga dan pasokan pangan bersikap tenang-tenang saja; dalam hal ini yang paling bertanggung jawab adalah Kementrian Perdagangan dan Kementrian Pertanian; padahal pak Presiden sudah mewanti-wanti. Itu mesti dipahami agar kebiasaan yang enggak bener itu harus disudahi.
Masak di Malaysia dan Singapura harga daging bisa 55 ribu-an. Apa masyarakat biar ke Singapura buat beli daging lebaran nanti…heheh…
Seorang petinggi partai menganggap Mentri Perdagangan dan Mentri Pertanian tidak bekerja maksimal. Syukur Nababan Ketua DPP PDIP yang saya sebut petinggi partai tersebut mengganggap kedua Mentri tersebut belum mampu menggambil langkah tepat mengenai lonjakan harga-harga tersebut.
Buntutnya Syukur meminta agar Presiden Jokowi berani mengevaluasi kinerja para menterinya. Artinya Mentri itu dicopot gitu ya pak Syukur?
Dijajaran pemerintahan tidak kurang dari Menko Bidang Kemaritiman Rizal Ramli pun merasa heran dengan melonjaknya harga daging. Betul pak, iki piye….