Mohon tunggu...
Ahmad Saukani
Ahmad Saukani Mohon Tunggu... Administrasi - pensiun bukan lantas berhenti bekerja

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tragedi Zakat Jangan Lagi Berulang

14 Agustus 2012   17:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:46 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1344964311704452261

Hari Minggu kemarin (12/8/2012) kita disuguhi berita yang cukup memilukan sekaligus memalukan tentang pembagian nasi kotak yang berlangsung ricuh. Ribuan warga terlibat aksi rebutan nasi kotak menjelang berbuka puasa.

Kabarnya jumlah paket nasi yang dibagikan tidak sebanding dengan jumlah jamaah yang hadir sehingga terjadi aksi rebutan. Panitiapun akhirnya kewalahan. Lantas apa makna puasa kalau sudah seperti itu?

Beberapa hari lagi umat muslim di seluruh dunia akan merayakan Hari Raya Iedul Fitri 1433 H. Yang merupakan hari kemenangan setelah berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan. Sebagai penyempurna puasa umat muslim diwajibkan untuk membayar zakat. Zakat dibayarkan pada bulan Ramadhan sampai menjelang sholat Ied.

[caption id="attachment_200231" align="alignright" width="448" caption="SURYA/ABDUS SYUKUR/kompas.com"][/caption]

Tapi sayang moment menunaikan kewajiban membayar zakat jadi ternodai lantaran pendistribusiannya yang tidak benar. Trend pembagian zakat mirip dengan pembagian nasi kotak yang ricuh seperti diatas terus berulang. Setiap tahun diujung ramadhan yang mestinya merupakan hari menyenangkan karena kita akan menyambut hari kemenangan kita justru harus menyaksikan tangis pilu kaum papa akibat kelalaian sejumlah orang. Orang Kaya ponggah yang membagikan bingkisan dan zakat dengan cara yang tidak manusiawi.

Sebagai penyempurna puasa zakat juga infaq dan sodaqoh punya tujuan mulia yaitu untuk mengentaskan derajat fakir miskin tapi menjadi sia-sia lantaran cara pedistribusiannya yang tidak benar. Pembagian zakat secara perorangan yang tidak terorganisir dengan baik alih-alih memuliakan fakir miskin malah melecehkannya dengan membiarkan para penerima zakat saling berdesakan, berebutan sampai menimbulkan korban jiwa.

Cara pembagian zakat yang memprihatinkan ini mestinya sudah harus dihentikan. Cara seperti itu tidak sesuai dengan ajaran islam melenceng jauh dari misi pemberian zakat itu sendiri. Cara seperti ini seperti halnya pembagian nasi kotak diatas sangat tidak mendidik masarakat. Sudah cukup jangan lagi tambah korban.

Sipapun bisa melihat cara seperti itu lebih menonjol unsur pamernya disadari atau tidak akan berbuntut sifat riya ingin dipuji, ini tentu membuat amalan menjadi sia-sia. Sudah saatnya para Dermawan, para Muzaki tidak lagi meberikan zakat secara perorangan dengan cara yang sembrono. Sebaiknya fungsi optimalkan dan awasi Lembaga Amil Zakat sehingga pembagian zakat belangsung adil, aman dan tertib.

.

rebutan nasi kotak: kompas.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun