desa kecil yang dikelilingi pepohonan hijau dan sawah yang membentang, hiduplah seorang pemuda bernama Lixy. Setelah bertahun-tahun merantau ke kota besar untuk mencari pekerjaan, Lixy merasa kehilangan jati diri. Kehidupan kota yang sibuk dan hiruk-pikuk membuatnya terasing. Suatu malam, saat menatap langit yang penuh bintang dari apartementnya, Lixy memutuskan untuk kembali ke desa tempat ia dibesarkan.
Di sebuahKeesokan harinya, Lixy berkemas dan meninggalkan kehidupan kota yang glamor. Dia merasa sangat bersemangat menyambut petualangan baru di desanya. Kurang lebih setelah satu jam perjalanan telah ia tempuh diantar oleh kendaraan beroda empat yang nyaman, akhirnya ia sampai juga. Aroma tanah basah dan kicauan burung menyambut kedatangannya. Rasa rindu akan rumah mengalir deras dalam hatinya.
Sesampainya di rumah, Lixy disambut hangat oleh keluarganya. Ibunya berlari memeluknya dengan erat sementara ayahnya tersenyum bangga. Namun lixy segera menyadari bahwa desanya telah banyak berubah. Beberapa tetangga yang dulu akrab kinii sudah pergi, dan beberapa rumah kosong menghiasi jalanan.
Meskipun begitu, Lixy bertekad untuk berkontribusi pada desanya. Ia mulai membantu petani lokal dengan teknologi pertanian modern yang ia pelajari di kota. Dengan menggunakan aplikasi cuaca dan teknik irigasi yang efisien, hasil panen meningkat pesat. Para petani sangat antusias melihat perubahan ini.Â
Selama beberapa bulan, Lixy bekerja tanpa lelah. Ia juga mengadakan pelatihan bagi pemula desa tentang cara memanfaatkan teknologi dalam pertanian. Lambat laun, desa itu mulai bangkit kembali. Masyarakat mulai bersatu untuk membangun kembali kehidupan mereka.
Suatu sore, saat matahari terbenam dengan indahnya di balik pegunungan, Lixy duduk di beranda rumahnya sambil menikmati secangkir teh hangat. Ia melihat anak-anak bermain di ladang, tertawa riang. Dalam hati, ia merasa bahagia karena telah menemukan makna hidupnya kembali.
Kehidupan di desa memang sederhana,tetapi bagi Lixy, kebahagiaan tidak selalu terletak pada kesuksesan materi. Ia menyadari bahwa kebahagiaan sejati datang dari hubungan yang kuat dengan keluarga dan komunitas. Dengan tekad dan cinta untuk desanya, Lixy telah menemukan rumahnya kembali- bukan hanya secara fisik, tetapi juga dalam hatinya.
Kembali ke desa bukanlah akhir darii perjalanan hidupnya; itu adalah awal dari babak baru yang penuh harapan dan cinta. Lixy tersenyum, siap menghadapi masa depan bersama orang-orang yang dicintainya.
Cerpen ini menggambarkan perjalanan seorang pemuda dalam menemukan kembali jati dirinya melalui cinta terhadap kampung halaman dan komitmen untuk membangun komunitasnya menjadi lebih baik lagi, semoga cerpen ini dapat diterima dengan baik oleh pembaca di Kompasiana :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H