Sungguh sulit diterima nalar jika melihat kondisi Pilkada DKI Jakarta yang seharusnya bermartabat, namun sengaja dinodai dengan Politik  Sembako. Mengutip Tempo 15 April 2017 yang merilis pernyatan ketua Bawaslu DKI terkait adanya kejadian ini, Mimah Susanti ketua Bawaslu menyatakan  "Sedang ditangani Panitia Pengawas Pemilu Jakarta Timur. Dugaan itu mengarah pada modus politik uang," .
Dan dari berbagai media tersebarlah bentuk-bentuk politisasi menggunakan Sembako sebagai politik uang yang dilakukan secara terbuka, terang-terangan, terorganisir dan terencana.Â
Bentuk Politik uang ini sungguh nista, karena menghina martabat manusia yang memiliki kebebasan nurani untuk memilih. Penghinaan atas rakyat kecil yang harusnya dientaskan dari kemiskinan oleh penguasa dan bukan disogok suaranya saat dibutuhkan. Malu rasanya menjadi bangsa yang memilih jalur demokrasi dalam menyalurkan asirasi politik rakyatnya namun ternodai oleh para petualang kuasa. Apalagi Jakarta sebagai barometer Indonesia, bisa berlaku seperti ini... sungguh memalukan sekali..
Hilang sudah dalam ingatan semua rentetan program, cerita gagah keberhasilan dan semua yang ada pada saat kampanye dengan slogan yang bersih, transparan,dan profesional, jika ujung-ujungnya turut melecehkan harkat manusia jakarta melalui politik uang...
Besok adalah hari yang menentukan apakah demokrasi kita kalah dengan politik uang
Kita Saksikan Bersama
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H