Adalah hal yang tidak mungkin Ahok yang akan mencalonkan diri jadi Gubernur DKI 2017 tanpa ada lawan kontestan lain. Kalau terjadi maka tidak ada pilkada. Jadi ada lawan cagub lain dari kontestan lain adalah keniscayaan demokrasi pilkada.
Kalau kita menginginkan perubahan DKI yang lebih baik lagi tentu harus ada cagub lain yang memberikan harapan baru bagi rakyatDKI dengan konsep pembangunan yang jelas dan saat kampanye nanti akan dinilai oleh publik mana cagub yang cukup pantas untuk dipilih oleh rakyat Jakarta.
Saat ini Ahok didukung Golkar United karena baik Partai Golkar, Nasdem dan Hanura lahir dari rahim yang sama yaitu Golkar yang berkuasa 30 tahun di jaman orde baru. Ahok pun sejatinya pernah “menclok” di Golkar sehingga klop sudah perikatan ini. Memang gara-gara kasus Setya Novanto, Golkar sempat babak belur dengan kasus “Papa Minta Saham” yang dipopulerkan istilahnya oleh Jokowi dimana khalayak ramai dan hampir semua pendukung Jokowi mem-bully dan mengecam habis sampai menuntut kasusnya dibawa ke pengadilan karena sudah masuk pada ranah berkuasanya mafia migas, namun kenyataannya Setya Novanto mampu menjadi ketua umum Golkar dan dengan piawai menggotong Ahok untuk masuk dalam pilihan cagub lewattiket Parpol. Ahok pun ternyata menerima tiket ini dengan mengorbankan idealismemenjadi calon gubernur independen yang bersihdan terbebas dari pengaruh buruk partai..
Saya mengasumsikan bahwa pada akhirnya PDIP akan mendukung Ahok. Maka tentulah Ahok adalah yang paling kuat ibarat Goliath, semua dia miliki. Kekuatan Ahok antara lain, Pertama, Ahok adalah Sang Petahana yang memiliki kekuasaan tertinggi di DKI dan dengan dukungan PDIP sebagai partai penguasa dan pemenang pemilu ditambah Golkar United, maka Ahok adalah Sang Penguasa nyata saat ini.. Kedua,“klaim” dukungan 1 juta KTP yang menunjukkan loyalis yang kuat baik loyalis yang berprinsip “asal Ahok”, loyalis tulen dan loyalis karena kesamaan suku dan agama. Loyalis ini dikelompokkan dalam Teman Ahok yang telah bergerak tanpa ada kesan telah berkampanye.
Ketiga, Popularitas dan Elektabilitas Ahok juga saat ini yang paling tinggi walaupun ada trend Penurunan.Keempat, dukungan Media yang kuat Paling tidak dari media yang berafiliasi pada grup Golkar United yang akan memberitakan Ahok dengan gegap gempita. Kelima, memiliki konsultan politik yang berpengalaman sejak jaman Jokowi, dan Keenam adalah kedekatannya dengan Presiden RI Jokowi, Menko LBP dan aparat keamanan…
Jadi Ahok itu posisinya adalah Digdaya mendekati Sakti Mandraguna..Jadi Aneh kalo Ahok bakal Kalah….
Tapi kita harus berhenti berfikir dulu…Untuk apa kekuatan dan kekuasaan digunakan…tentunya adalah untuk kemakmuran dan kadilan bagi seluruh rakyat DKI.. Nah untuk mewujudkan ini, dengan koridor Demokrasi, maka diciptakanlah Pilkada ini yang tidak lain adalah untuk mencari Pemimpin DKI yang membawa rakyat DKI berkemakmuran dalam berkeadilan..
Sehingga kita perlu mencari sosok cagub lain yan gmemiliki ide dan kemampuan yang mumpuni dalam mencapai cita-cita tersebut.Nantinya para cagub ini akan berkampanye, menyampaikan program kerja dan berdebat untuk dilihat oleh rakyat mana Cagub yang pantas untuk dipercaya didipilih untuk membawa Rakyat DKI mencapai Cita-cita tersebut.
Untuk itu mari kita dorong cagub seperti Bang Yusril untuk bisa maju dalam pilkada untuk diberikan kesempatan menyampaikan ide, gagasan dan kemampuannya menjawab persoalan dan tantangan DKI kedepan dalam mencapai cita-cita rakyat DKI yang berkemakmuran dalam keadilan.
Walaupun Bang Yusril kalah segalanya melawan Ahok baik dari segi dukungan partai, elektabilitas, dukungan media, dukungan loyalis, dukungan lainnya tapi Yusril tentunya akan memeras otak memikirkan program kerja yang menarik untuk mencari dukungan Rakyat DKI, dan Ahok tentunya juga akan All out dalam menjabarkan ide gagasan dan strategi dalam membangun Jakarta yang berkemakmuran dalam keadilan..sehingga Rakyat DKI dapat tercerahkan dan lebih mantap dalam memilih pemimpinnya dan menentukan masa depannya sendiri…
M e r d e k a !!!