Mohon tunggu...
Badra Mandra Wata
Badra Mandra Wata Mohon Tunggu... -

Mata Boleh Buta ..Tapi Hati Tetap Menyala

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bang Yusril yang Paling Pantas untuk DKI 1

10 September 2016   11:03 Diperbarui: 10 September 2016   11:19 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tulisan ini tergugah atas tulisan Kompasianer Gunawan yang menanyakan Dimana Yusril sekarang ? beberapa waktu setelah artikel pertanyaan  Gunawan tersebut Yusril tengah bercengkerama dengan rakyat pinggir DKI baik di Tambora dan terakhir menjadi Imam dan Khotib Shalat Jumat di "Masjid" eks waduk pluit. Masjid nya saya kasih tanda kutip karenahanya berupa bangunan semi permanen beratapkan terpal dan jauh dari layak untuk dikatakan Masjid, namun tentunya semangat beribadah tetap terpancar di hati para Jamaah yang merupakan rakyat biasa yang sederhana apa adanya. Dulunya disitu ada berdiri Musholla yang setelah penggusuran sudah hilang.

Putar waktu balik dulu saat Jokowi dan Ahok menjadi Cagub dan Cawagub DKI, alam bawah sadar masyarakat pinggir jakarta melihat adanya semacam Ratu Adil pada sosok ini. Tokoh Jokowi memang menonjolkan semacam bangkitnya kekuatan rakyat dari wong cilik. Saat itu semua media dan banyak aktivis menyoroti pemerintahan yang hari-hari beritanya adalahkondisi negara yang korup, tidak peduli pada rakyat, partai penguasa yang memeras rakyat dan lain-lain. Jokowi merupakan sosok yang digambarkan merakyat,sederhana sehingga tokoh ini menjadi Antitesa kekuatan pemerintah yang tidak pro rakyat, sehingga rakyat tersihir dengan Jargon pro-rakyat... Janji Jokowi sebagai Cagub DKI seperti pernyataannya yang sangat sakit karena pernah tergusur dan menjanjikan penataan wilayah dan janji manis bagi warga yang diatas 20 tahun menghuni suatu lahan dibaca oleh rakyat sebagai angin segar akan jalan keluar yang selama ini membebani hidup mereka. Sehingga gegap gempita dukungan rakyat pada Jokowi melawan Petahana Foke berbuah manis...Siapapun pasti akan takjub dengan janji untuk ubah jakarta dengankata-kata magis..." Tidak susah-susah amat" menjadi harapan bagi siapa saja rakyat yang melihat.

Setelah Jokowi menjadi Presiden RI dengan meninggalkan segudang janji kampanye, maka estafet gubernur diteruskan oleh Ahok yang pada masa jabatannya jauh dari cita-cita danjanji awal yang terngiang di telinga rakyat. Cara penanganan Ahok atas “Penataankota” jauh dari bayangan Rakyat DKI. Tak terbayangkan sebelumnya bahwa penataanadalah  memindahkan sebagian (tidak semua)ke Rumah Susun yang membuat sendi kehidupan mereka tercerabut..

Yusril juga melakukan pendekatan sosial dan  kemanusiaan, untuk masuk kampung keluar kampung, berbicara dengan komponen masyarakat yang mereka itu semua adalah “MANUSIA” berbudaya..Tapi jangan harap ada panggung untuk Yusril seperti saat Jokowi dulu masuk got, naikkan celana  turun ke tempat banjir, dialog dengan warga bantaran kali… yang berjibun sorotan media karena kepentingan peran penokohan yang pro Rakyat.. Bahkan Ahok berkata bahwa jangan kasih panggung Yusril, sebaliknya Yusril dengan santu mengatakan, “Berilah panggung untuk Pak Ahok karena ini Hak untuk berbicara”..

Saat ada isu pembongkaran Luar Batang, Yusril bersedia mengadvokasi masyarakat sana atas dasar landasan legal yang kuat..Rakyat Luar Batang mengatakan, “Dulu saat Kampanye Jokowi memberi Janji,saat akan digusur, Yusril yang datang membela”..

Pemahaman Yusril akan penegakan hukum tidak ada yang meragukan, dan inilah cara menghargai harkat dan martabat kita sebagai “MANUSIA”yang beradab.

Yusril memiliki etika yang sopan dan ksatria..Dia bersilaturahmi pada semua tokoh untuk bisa bekerja bersama membangun DKI yang bermartabat..Menjadi pembicara di acara yang diadakan PDIP, berkunjung keSBY dan banyak tokoh dia rangkul bahkan bertemu dengan Ahok.

Tutur katanya santun. Saya selalu perhatikandalam tulisah beliau jika menuliskan terkait Ahok dia selalu menulis “Pak Ahok”atau “Pak Gubernur”, ini menandakan penghormatan pada Ahok dengan selalumenyebut “Pak”. Dia bahkan mengingatkan Teman Ahok yang keliru dalam mengumpulkan KTP Pendukung Ahok, karena sebagai ksatria yang paham hukum hal ini akan berakibat fatal bagi Teman Ahok. Terakhir baru kita sadari Teman Ahok mengikuti saran Bang Yusril walaupun akhirnya dukungan KTP harus berhenti pada Jargon, "Sudah terkumpul KTP 1 Juta" karena tidak pernah sampai di meja verifikasi

Dari berbagai survey elektabilitas Yusril juga selalu naik. Banyak orang yang mencaci namun kita sendiri menyadari elektabilitasnya selalu naik. Bahkan saya pernah melihat banyak pooling ditwitter memenangkan Yusril seperti yang dilakukan Rustam Ibrahim, EmersonYuntho, Ferry Koto, dan lainnya.

Sampai saat ini Bang Yusril benyak yang membully,tapi langkah yang santun dan taat hukum pastilah akan membekas dihati para pembenci sekalipun selama nurani masih dimiliki.

Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari ketokohan Bang Yusril dan pola fikir kenegarawanan yang beliau miliki. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun