Anak saya usianya 3,5 tahun, namanya Magfira riskia Ramadan. saya kaget karena ia sudah bisa mengakses situs Game On line dan situs Youtobe khususnya pada lagu-lagu anak indonesia. Yang saya heran kok bisa , ya ? selidik punya selidik ternyata ia sering melihat kakaknya bermain game on line (khususnya game belajar memasak ). Memang ia sudah mengenal dan menghafal abjad (A-Z) , akan tetapi belum bisa membaca atau menyusun abjad menjadi sebuah kata. satu hari saya perhatikan bagaimana ia membuka situs youtube: pertama-tama yang ia lakukan adalah membuka web broser ( Mozilla ) , kemudian pada tab pencarian ia mengetik hurup Y dan pada menu dropdown muncul Youtube dan logonya, kemudian ia menklik logo tersebut. Setelah masuk ke youtube, pada tab pencarian ia mengetik hurup L kemudian hurup A,G,U dan diberi spasi kemudian mengetik hurup A, maka muncul menu dropdown yang bertuliskan lagu anak Indonesia kemudian ia mengkliknya dan muncullah pilihan lagu anak. Dia hapal semua lagu tersebut dan tahu ada beberapa lagu yang judulnya sama walaupun gambar depan dari video tersebut berlainan. Kemudian saya bertanya padanya: “fira anak cantik, siapa yang ngajarin?”. kemudian dia menjawab: “lihat kakak dan di ajarin kakak Aldi”.”Terus fira tahu judul lagu dari siapa?. kemudian dia menjawab: ” fira lihat gambarnya”.
Ternyata anak usia tersebut diatas menghafal gambar-gambar ( simbul-simbul ) dari kebiasaan-kebiasaan yang berulang dan terus ia lakukan tiap hari. Pembiasaan yang terus ia lakukan dapat membentuk karakter sesuai dengan apa yang ia pelajari lewat penglihatan dan pendengarannya. Memang dibutuhkan perhatian khusus jangan sampai ia melihat situs atau video utnuk orang dewasa. Banyak video-video yang dapat dijadikan rujukan agar dapat membentuk karakter, seperti Video-video cara berdo’a, Cara salam, Pentingnya berteman, dan lain-lain.
Rata-rata ia hanya memerlukan tiga kali pengulangan untuk dapat menghafal langkah-langkah dalam membuka dan memainkan Game serta mengahafal lagu. Game purble place yang merupakan game bawaan windows 7 bisa ia mainkan semuanya dengan lancar.
Kemampuan bahasa ia miliki bertambah, baik dalam penguasaan kosa kata, juga pada makna dari kata tersebut. hal ini dapat dilihat dari cara ia bertanya, mula-mula ia menanyakan apa maksud dari kata tersebut, setelah ia tahu kemudian ia membandingkan arti kata tersebut dengan kata yang lain. Contoh pada Game memuat kue, ia hanya tahu jajan untuk istilah kue tersebut, setelah ia bertanya kepada saya baru ia mengerti bahwa jajan itu sama dengan kue.
*namun menurut Hurlock (1990 : 190) “kemampuan berkomunikasi pada anak usia prasekolah dengan orang lain masih dalam taraf yang rendah. Masih banyak kosakata yang harus dikuasai untuk dapat menggunakan bahasanya dengan baik”.
Perbendaharaan kata (kosakata) berperan penting dalam pengembangan bahasa. Penguasaan bahasa yang benar sesuai dengan kaidah yang ada merupakan kunci keberhasilan dan kesempurnaan proses komunikasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses komunikasi ialah perbendaharaan kosakata yang cukup.
sejalan dengan pendapat Hrulock, Mafat. S (2005 : 66), menyatakan bahwa “penguasaan kosakata anak usia 4 -5 tahun berada pada periode diferensiasi, yaitu dapat membedakan penggunaan kata-kata dan sesuai dengan maknanya. Beberapa pengertian abstrak seperti pengertian waktu dan ruang mulai muncul, menguasai kata benda dan kata kerja mulai terdiferensiasi
Dari sekian banyak media yang dapat digunakan di lembaga PAUD, film animasi merupakan salah satu media pengajaran yang dapat digunakan untuk membantu dalam meningkatkan kosakata anak. Film animasi merupakan media yang menyajikan pesan audiovisual dan gerak. Oleh karenanya, film memberikan kesan yang impresif bagi penontonnya. Media film ini pada umumnya disenangi oleh anak-anak karena karakter gambar animasi yang menarik. Hamalik (Arsyad. A : 2003 : 15) mengemukakan bahwa kelebihan penggunaan film animasi dalam proses pembelajaran dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari anak ketika bercakap-cakap,tanya jawab dan Iain-lain, menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang bila dipandang perlu. Serta mendorong dan meningkatkan motivasi anak dalam menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya.
Ahli psikologi, Jerone Brunner (Prayitno, 1986 : 119) mengemukakan bahwa ” jika dalam belajar anak dapat diberi pengalaman langsung melalui media, maka situasi pembelajarannya itu akan meningkatkan kegairahan dan minat anak dalam belajar”. Penggunaan media yang tepat menjadi suatu kebutuhan yang tidak bisa diabaikan begitu saja dalam pembelajaran di lembaga PAUD.
Gambar-gambar dan suara yang muncul pada film yang menampilkan tayangan cerita dalam bentuk animasi kartun juga membuat anak tidak cepat bosan, sehingga dapat merangsang anak mengetahui lebih jauh lagi serta anak-anak didorong untuk mengenal dan mengetahui manfaat teknologi, sekaligus merangsang minat mereka untuk belajar dan antusias terhadap cerita yang ditayangkan pada film animasi khususnya pada proses pembelajaran yang menunjang pada peningkatan kosakata anak.
Jadi berdasarkan pengalaman nyata pada nak saya didukung oleh pendapat para ahli tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa animasi dalam bentuk apapun dapat meningkatkan kemampuan berbahasa dan dapat membentuk karakater anak usia dini seperti karakter yang dinginkan sesuai dengan apa yang diajarka. Semoga tulisan ini sederhana ini dapat menjadi dasar bagi kita orang tua, guru, pendidik anak Usia Dini dalam membentuk karakater anak sesuai dengan yang kita inginkan. ( FB:Rasputin dukun )
*Pendapat para ahli diambil dari Internet dikumpulkan dari berbagai tulisan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H