Mohon tunggu...
Mandhara Nara
Mandhara Nara Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ahok Dipenjara, Jangan Pulang!

11 Mei 2017   07:09 Diperbarui: 11 Mei 2017   14:44 2402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bapak Basuki Tjahaja Purnama ini benar-benar menjadi fenomena tersendiri di Indonesia, hanya dengan sentuhan-sentuhan kecilnya dia memaksa Indonesia untuk mengeluarkan kebobrokan yang selama ini tertutupi sopan santun. Pahit memang rasanya melihat kenyataan tentang rusaknya masyarakat Indonesia, tapi ini jauh lebih baik daripada membiarkan kebusukan itu tumbuh dalam diam lalu meledak. Karena dengan beginilah masyarakat bisa terbuka dan sadar, bahwa negeri ini memang masih banyak yang harus dikerjakan.

Berita vonis 2 tahun penjara Ahok menjadi kehebohan tersendiri bagi masyarakat, tidak hanya ibukota Jakarta , tapi juga Indonesia, bahkan menjadi viral secara global. Tetiba saja semua timeline media sosial dipenuhi dengan pandangan-pandangan keras terhadap keputusan pengadilan. Sebagian orang berubah menjadi ahli hukum dengan melakukan analisa-analisa mendalam terhadap putusan pengadilan, ada yang menggunakan dasar hukum, dasar ilmiah, dasar sok tau.

Sebagian lagi berubah menjadi kaum pesimistik, dengan cepat menganggap keadilan sudah mati, dengan cepat menganggap Indonesia tidak punya masa depan, dengan cepat menyerah. Bagi saya pribadi, tidak ada yang mengejutkan dengan vonis ini, tidak juga mengejutkan dengan reaksi para netizen. Bagi saya kehidupan ya seperti itu, tidak semua hal harus menyenangkan dan sesuai keinginan, tetapi sikap kita terhadap kenyataan adalah ukuran kematangan kita.

Lagipula apa yang terjadi di dunia maya tidak bisa menggambarkan kenyataan sesungguhnya, karena di negeri kita ini kemewahan media sosial hanya dimiliki kaum menengah keatas (mungkin kebawah sedikit), buktinya lihat saja hasil pemilu Jakarta, jika saja pilkada dilakukan melalui voting di facebook, kemungkinan besar Ahok menang telak. Tapi kenyataannya sebagian besar pemilih adalah silent majority, dan banyak lagi dari pemilih adalah mereka yang tidak memiliki kemewahan akses pendidikan seperti kaum media sosial.

Saat berita mencuat, enggan rasanya ikut berkomentar, sudah terlalu jenuh isi timeline dengan Ahok, sudah terlalu lelah membaca kenegatifan dan pesimisme. Hingga akhirnya ada satu artikel berjudul “Ahok Dipenjara, Buat Apa Pulang ke Indonesia” , membuat saya berpikir ulang. Silahkan baca disini https://seword.com/politik/ahok-dipenjara-pulang-indonesia/

Pertama, menurut saya keputusan orang ini benar untuk tidak pulang ke Indonesia. Saya rasa Indonesia tidak memerlukan orang-orang semacam ini, orang yang meninggalkan negaranya saat negara ini membutuhkan. Orang yang hanya ingin menikmati keindahan Indonesia tanpa mau menjaganya. Jika negara ini hancur, mana mungkin bisa pulang sesekali hanya sekedar menikmati makanan dan keindahan alam Indonesia.

Kedua, mengapa kejahatan, kebobrokan, kebusukan bisa berkuasa di negeri ini? Karena orang baik hanya diam dan mendiamkan. Kita-kita inilah yang membuatnya dengan menjadi bagian dari silent majority. Kenapa anggota DPR busuk bisa terpilih, karena kita tidak ikut andil, kita terlalu acuh terhadap pemilu, jika tidak ingin orang busuk berkuasa, jangan diam, diam-mu mematikan kesempatan si baik. Kenapa masyarakat terkungkung dengan ketakutan agama, karena kita membiarkan saudara-saudara kita tidak terdidik, kita terlalu sibuk dengan urusan perut sendiri, kita biarkan otak mereka terpenjara.

Ketiga, saya tidak paham hukum, entah vonis itu benar atau salah, tapi bagi saya ahok tidak boleh dibiarkan sendiri. Bagi saya apa yang telah ditunjukan ahok menjadi momentum penting kesadaran masyarakat, momen sebaik ini jangan diisi dengan pesimistis, jangan biarkan pengorbanan ahok berakhir sia-sia. Beliau dipenjara bukanlah masalah besar, masalahnya akan jadi besar jika kita meresponnya dengan rasa takut. Ahok menunjukan bahwa masih ada orang baik di negeri ini, dan berita baiknya dia bukanlah satu-satunya. Ada ratusan juta orang baik di negeri ini, jika kamu tidak dapat menemukan salah satu diantaranya, jadilah salah satu diantaranya.

Keempat, iya memang betul di negara maju segala hal “terasa” lebih mudah, tapi tidak seindah itu. Mereka sebenarnya tidak memiliki apa-apa, kekayaan dan kesejahteraan yang mereka miliki saat ini adalah hasil menjarah kekayaan negara-negara kaya seperti kita. Mau sampai kapan kita membiarkan ini. Sekarang ditambah kita ingin bekerja ditempat mereka, membayar pajak kepada mereka, membiarkan pemikiran-pemikiran disumbangkan kepada mereka. Setelah itu protes karena negara kita yang tidak pernah maju.

Kelima, negeri ini merindukanmu kawan.

Sekarang semua kembali kepada pilihan masing-masing. Jika hanya dengan kejadian ini kamu sudah menyerah, maka sebaiknya jangan pulang. Karena perjuangan ini belum berakhir, bahkan baru dimulai, mungkin kamu tak akan sanggup menyelesaikan sisa perjuangannya. Tapi si bapak yang sekarang sedang dalam jeruji itu belum menyerah. Kurung saja si ahok, karena jutaan ahok baru akan lahir, kami bertumbuh dan berlipat ganda.

Bagiku pulang adalah kemewahan yang sengaja ditinggalkan untuk dirindukan.

mandhanara

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun