Hypodermic Needle Theory muncul pada awal abad ke-20, di tengah-tengah kemunculan media massa seperti radio, surat kabar, dan film. Teori ini sangat dipengaruhi oleh konteks Perang Dunia I dan II, dimana propaganda digunakan secara masif untuk memobilisasi dukungan publik. Teori ini mengasumsikan bahwa pesan media memiliki kekuatan langsung dan sangat efektif dalam mempengaruhi individu, seolah-olah pesan tersebut "disuntikkan" langsung ke dalam pikiran audiens tanpa peerlawanan. Dalam konteks film Indonesia, khususnya Sejuta Sayang Untuknya, teori ini dapat dieksplorasi untuk melihat bagaimana pesan moral dan emosional dari film tersebut mempengaruhi penontonnya.
Sejuta Sayang Untuknya, Sebuah Film dengan Pesan yang Menyentuh
      Film Sejuta Sayang Untuknya, disutradai oleh Herwin Novianto, adalah sebuah drama keluarga yang mengunggah emosi. Film ini menceritakan perjalanan cinta dan pengorbanan seorang ayah, Pak Umar (diperankan oleh Deddy Mizwar) yang bekerja keras untuk membiayai pendidikan putrinya, Gina (Syifa Hadju). Konflik utama dalam film ini berkisar pada dilema Pak Umar yang mengejar mimpinya sebagai aktor teater dan memenuhi kebutuhan materi untuk keluarganya. Di balik pengorbanannya, Pak Umar juga menghadapi kenyataan bahwa dunia teater yang ia cintai tidak memberikan stabilitas finansial yang cukup untuk keluarganya. Konsekuensinya, dia harus berjuang dengan keras untuk mencari sumber pendapatan lain, sambil tetap berusaha menginspirasi Gina dengan semangat dan perjuangannya. Konflik emosional dalam film ini menggambarkan perasaan campur aduk seorang ayah yang ingin melihat anaknya sukses, sementara ia harus mengorbankan kebahagiaannya sendiri demi kebahagiaan Gina. Film ini menggugah penonton untuk merasakan perjuangan seorang ayah yang tak kenal lelah demi cinta dan harapan masa depan anak-anaknya.
Film ini menonjolkan tema seperti cinta keluarga, pengorbanan, dan pentingnya pendidikan. Dengan narasi yang emosional dan visual yang menyentuh, film ini berusaha menyampaikan pesan-pesan moral yang kuat kepada audiensnya. Dalam konteks Hypodermic Needle Theory, film ini menawarkan peluang yang sangat menarik untuk menganalisis bagaimana pesan-pesan tersebut disuntikkan ke dalam pikiran penonton.
Penyampaian Pesan melalui Elemen Sinematik
      Film ini menggunakan berbagai elemen sinematik untuk menyampaikan pesan-pesannya secara efektif. Beberapa diantaranya adalah:
1. Penggambaran Karakter: Karakter Pak Umar digambarkan sebagai sosok ayah yang gigih dan penuh cinta. Kesederhanaannya, pengorbanannya, dan perjuangan untuk putrinya membuat penonton mudah terhubung secara emosional. Dalam konteks teori Hypodermic Needle, karakter ini menjadi medium untuk "menyuntikkan" pesan tentang nilai pengorbanan dan cinta tanpa syarat.
2. Narasi yang Mudah Dipahami: Salah satu kekuatan film Sejuta Sayang Untuknya adalah narasinya yang sederhana tetapi sangat menyentuh. Film ini tidak menggunakan bahasa yang rumit atau alur cerita yang membingungkan, sehingga pesan moralnya dapat dengan mudah diterima oleh berbagai kalangan penonton. Ini sejalan dengan asumsi dalam teori hypodermic needle, di mana pesan disampaikan secara langsung tanpa memerlukan interpretasi yang rumit.
3. Penggunaan Alur Naratif: Alur cerita yang linear dan penuh konflik emosional memudahkan penonton untuk memahami pesan yang ingin disampaikan. Misalnya, adegan di mana Pak Umar rela mengesampingkan mimpinya demi membayar biaya sekolah Gina adalah salah satu momen paling menyentuh yang dapat menimbulkan efek emosional langsung pada audiens.
4. Penggunaan Musik dan Suara: Musik dalam film ini memainkan peran penting dalam membangun suasana emosional. Musik yang lembut pada momen-momen tertentu mampu memperkuat dampak emosional dari adegan.