Kab. Manggarai, itulah nama sebuah kabupaten di ujung barat pulau Flores, sejak SBY berkuasa kabupaten ini mendapat kesempatan untuk pemekaran, menjadi 3 kabupaten. yaitu, Manggarai Barat, Manggarai Raya(induk), Manggarai Timur.
Dari 3 kabupaten diatas, sebenarnya adalah pengahasil Komoditi perkebunan no wahid, seperti, kemiri, cengkeh, vanili, coklat, kacang mede, tentunya kayu Cendana, sebagai ciri khas dari daratan timor.
Anehnya, dari sekian komoditi yang menjadi sentra penghasilan penduduk daerah ini, tidak satupun yang mampu mengangkat kehidupan perekonomian, setelah saya telusuri, ternyata ada kendala dan substansi yang harus dibenahi, yang paling menyakitkan adalah adanya monopoli dari pihak tertentu yang bertujuan agar semua komoditi ini tidak terdeteksi oleh pembeli dari luar daerah,, yang kedua adalah adanya keterlambatan pembangunan infrastruktur dan sarana transportasi yang memadai.
Selama sekian tahun, jika panen komoditi pertanian tiba, penduduk nusaku ramai memasarkan komoditinya tp hanya boleh dijual ke pengusaha lokal,, pengawsan dan peran pemerintah daerahpun terasa hambar dan tidak berpengaruh akan masalah ini, petani dengan sdm yang rendah tidak berdaya, menghadapi ini, akan tetapi harapan mereka akan adanya perubahan selalu ada, mereka berprinsip kami bertahan bukan untuk kami tetapi untuk anak cucu kami. kami akan selalu berharap suatu saat negeri ini mempunyai presiden yang akan memenuhi sila ke 5 Pancasila.
Jika dibandingkan dengan daerah lain maka sangatlah jauh perbedaanya, dari semua aspek pemabangunan. pernah suatu ketika, saya yang merupakan putra daerah mencoba untuk membantu memasarkan dan mempromosikan komoditi perkebunan daerah ini, respon dari pengusaha lokal dan internasionalpun tertuju pada sarana transportasi. Sayapun mengelus dada, ternyata itu benar, bahkan seorang pengusaha mengatakan " saya berminat untuk bekerjsama dengan petani bapak, tp saya harus beli contener dan kapal pengangkut barang dulu untuk mengangkut komoditi itu. saya dengan rasa malu dan tanpa pamit langsung meninggalkan pengusaha tersebut.
Nusaku kapan mendapat giliran spt negara kepulauan di Belanda, transportasi dan pelabuhan lautnya hampir semua bertaraf internasional,,Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H