Inilah yang menjadi pertanyaan kita bagaimana menyikapi atau sikap netral terhadap pertikaian antar dua individu atau kelompok?
Untuk menjawab pertanyaan ini kita perlu telusuri dulu apa makna sikap dan apa juga makna netral itu.
Menurut Kamus besar bahasa Indonesia Bersikap artinya berdiri tegak (bersiap) dan mengambil sikap terhadap suatu persoalan yang ada.
Sementara arti kata netral atau kenetralan adalah keadaan atau sikap netral tidak berpihak pada salah satu pihak. Kalau penulis ibaratkan air dan minyak jika memang sulit untuk menyatukannya maka sebaiknya biarkan saja dua unsur tersebut terpisah. Dan jika memungkinkan ambil airnya saja atau ambil minyaknya saja.
Bersikap netral terhadap pertikaian artinya berdiri tegak mengambil sikap terhadap konflik antar dua belah pihak yang berarti tidak mau berpihak pada salah satunya atau tidak juga menjadi kambing hitam diantara keduanya.
Ini menjadi penting ketika sudah tidak ada kesepahaman antar dua pihak maka mau tidak mau seseorang akan mengambil sikap netral. Menempuh jalan tengah atau jalan aman agar tidak terlibat langsung dampak pertikaian tersebut.
Tapi hendaknya sikap netral tersebut tidak sampai meninggalkan pihak-pihak yang bertikai. Sebagai seorang yang bersimpati secara sosial hendaknya pula sikap netral itu diimplementasikan dengan terus ikut memantau setiap kegiatan masing-masing pihak yang positif. Iya tolok ukurnya adalah nilai nilai positif yang masih kita lihat dari kedua pihak yang bertikai hendaknya masih bisa kita beri dukungan.
Terus bagaimana jika kamu berada disalah satu pihak yang bertikai? Apa sikap terbaikmu?
Disinilah ada muncul sedikit ketidak nyamanan pada diri seseorang.
Tapi apapun itu segala ketidak nyamanan tersebut akan terasa ringan jika kita beranalogi pada air dan minyak diatas.Â
Ambil hikmah dari setiap pertikaian. Â Hikmah selalu menyenangkan bagi seseorang yang teguh pendiriannya serta dekat dengan Tuhan. Hikmah adalah buah manis yang perlu kita petik dalam kehidupan. Dan tetap berpedoman pada nilai-nilai kebenaran.