Status pandemi global untuk penyakit virus corona 2019 atau yang juga disebut corona virus disease 2019 (COVID-19) telah diumumkan oleh World Health Organization (WHO) sejak Maret 2020 lalu belum juga mereda di Indonesia, terlihat dari angka status pasien positif  per 15 Juni 2020 mencapai total 39.294 kasus terkonfirmasi.
Keadaan ini berimbas pada pola hidup manusia, yaitu dengan digadang-gadangkan sebutan new normal life yang mengacu pada perubahan perilaku manusia. New normal menjadi solusi untuk hidup berdampingan dengan covid-19. Imbasnya, semua lini kehidupan baik kesehatan, ekonomi, penelitian maupun pendidikan menjadi bidang terdampak mengalami proses transisi menuju new normal dan juga tetap dengan melaksanakan aktivitas di luar rumah menggunakan atribut protokol kesehatan dan menjaga imunitas tubuh.
Untuk menginisiasi pandemi agar aktivitas tetap berjalan dengan semestinya, sebagian besar kegiatan ekonomi dilaksakan dengan merumahkan para pekerja (work from home) begitu pula dengan bidang lainnya yaitu seperti bidang pendidikan dan penelitian menjadi konsentrasi dampak pandemi, pasalnya masa pandemi ini adanya batasan sosial dan banyaknya instansi publik maupun swasta dinonaktifkan untuk semetara waktu sehingga dalam ranah pendidikan kegiatan belajar mengajar menggunakan cara pembelajaran dari jarak jauh (school from home) dengan menggunakan berbagai media baik dari Televisi maupun smartphone dengan kapasitas internet yang memadai.
Bidang penelitian pun tak luput dari dampak pandemi, dengan pembatasan sosial membuat jenis, cara maupun metode dalam penelitian menjadi terbatas. Biasanya metode penelitian variatif seperti adanya penelitian di lapangan (eksperimen maupun survei) dan kajian pustaka (studi literatur). Penelitian di lapangan memerlukan kesempatan untuk berinteraksi dengan orang banyak sehingga kurang relevan dalam kondisi pembatasan sosial seperti ini sehingga perlu adanya solusi untuk keberlangsungan ranah bidang penelitian.
Lantas jenis penelitian apa yang menjadi alternatif dalam kondisi pandemi?
Kesulitan dan pembatasan dalam penelitian pada masa pandemi seperti ini mengharuskan peneliti memutar haluan jenis penelitian lapangan dengan memilah metode penelitian yang sesuai dengan keadaan, yaitu menggunakan alternatif dalam bentuk pemanfaatan pustaka. Hal itu dilakukan pada semua lini terdampak Covid-19 guna mengurangi penularan dan penyebarannya.
Salah satu jenis alternatif teknik penelitian dengan memanfaatkan pustaka yaitu teknik Meta-analisis. Meta-analisis merupakan suatu teknik statistika untuk menggambarkan hasil dua atau lebih penelitian sejenis sehingga diperoleh paduan data secara kuantitatif. Jesson menuturkan bahwa meta-analisis adalah teknik statistik yang telah dikembangkan untuk menggabungkan hasil kuantitatif yang diperoleh dari studi independen yang telah dipublikasikan. Meta-analisis juga dapat disebut sebagai sintesis penelitian kuantitatif. Unit dasar dalam Meta-Analisis adalah effect size, merupakan nilai yang mencerminkan besarnya efek sebuah perlakuan. Menghitung effect size bertujuan guna untuk menilai konsistensi efek pada seluruh studi terdahulu (sampel penelitian).
Meta-Analisis hadir sebagai alternatif penelitian dikarenakan memiliki keunggulan dalam memudahkan peneliti. Keunggulan tersebut diantaranya yaitu, penelitian dapat dikerjakan di rumah (from home) jika data dapat diakses melalui jaringan internet atau pustaka; waktu yang digunakan lebih fleksibel sehingga kapan pun dapat dikerjakan; mengurangi penularan akan penyebaran Covid-19 dengan pembatasan sosial berjarak (social distancing).
Teknik Meta-Analisis membutuhkan analisis di atas analisis, artinya perlu adanya tingkat pemahaman tinggi untuk menyimpulkan atau berspekulasi mengenai analisis dari data penelitian. Serta tema penelitian terdahulu yang dijadikan sampel mempunyai tema atau topik yang sama, kadang kala menjadi kesulitan bagi peneliti. Maka dari itu, teknik meta-analisis membutuhkan bimbingan intens dari pakar ahli meta-analisis dan tema penelitian yang diambil serta diperlukannya analisis secara holistik untuk mengurangi bias dalam penelitian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H