Mohon tunggu...
Dja Doel
Dja Doel Mohon Tunggu... -

...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Buat Para Wanita, Pacaran Itu Berbahaya

25 Juni 2012   01:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:34 1324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini karena definisi pacaran antara pria dan wanita itu berbeda. Dan perbedaan ini bisa jadi sangat berbahaya. Bagi sebagian besar wanita pacaran berarti komitmen, komitmen tentang perhatian antara kedua belah pihak. Tetapi bagi sebagian besar pria, pacaran adalah komitmen plus (komitmen +), dan plus-nya ini adalah Hak Untuk Menyentuh (HUM). Si pria pasti akan berargumentasi, apa salahnya dengan menyentuh, toh si wanitanya tidak berkeberatan untuk disentuh. Dan disinilah tricky-nya, bagi  si wanita sentuhan itu diartikan 90% romantis dan minim nafsu, tetapi bagi si pria pasti akan menjadi 10% romantis dan sisanya nafsu belaka. Seorang pria yang minta  diperbolehkan untuk menyentuh, pasti akan berusaha keras untuk memanipulasi si wanita, membangkitkan nafsunya dan mengubahnya dari yang minim menjadi maxim. Tentu saja si pria akan selalu menonjolkan romantisme yang cuman 10% saja itu. Dan kalau sudah kebablasan apa yang terjadi? Tak kurang-kurang yang habis manis sepah dibuang. Wanita mudah saja dimanipulasi pria, padahal kalau terjadi apa-apa, pasti pihak wanitalah yang akan dirugikan. Keperjakaan tidak akan membekas kalau hilang, paling hanya akan tersirat di mata yang jalang dan senyum yang mesum terkulum. Tapi kehilangan keperawanan pasti akan sangat membekas, psikologi maupun fisik. Orang boleh saja bilang apa pentingnya keperawanan, terserah saja masing-masing orang punya pendapat sendiri-sendiri. Yang jelas pihak perempuanlah yang akan rugi, apalagi kalau hamil ditinggal lari. Sukur-sukur kalau tidak bunuh diri. Mari kita perjelas definisi pacaran jaman sekarang dengan gambar berikut: Pacaran jaman sekarang seperti biasa akan dimulai dengan sebuah komitmen atau jadian. Tetapi ujung-ujungnya kemungkinan besar akan menjadi kumpul kebo. Apalagi jika pihak pria-nya adalah orang yang sudah terbiasa malang melintang di dunia beginian. Dosa neraka mana mereka akan peduli. Oleh karena itu para wanita, haraplah berhati-hati. Tetapkan definisi pacaran mulai sejak awal secara jelas, dan jangan pernah mau dieksploitasi. Pacaran jaman sekarang sudah jauh berbeda dengan jaman dulu. Etika berpacaran sudah rusak. Manusia itu terdiri dari lahir-batin-pikir. Dahulu, berpacaran bertujuan untuk menyatukan batin. Jika batin sudah menyatu maka dilanjutkan ke tunangan, yang lebih intens dalam menyatukan batin dan pikiran. Bila sudah mantap maka dilanjutkan ke perkawinan yang merupakan penyempurnaan penyatuan lengkap batin-pikir-lahir (akhirnya). Tetapi di jaman sekarang, berpacaran lebih berorientasi ke penyatuan fisik (nafsu), tanpa melibatkan pikir apalagi batin, tanpa berpikir panjang dengan segala konsekuensinya dan ini jelas menodai kesucian batin. Tak jarang yang putus hubungan begitu saja, setelah bosan dan habis-habisan. Ini jelas perbuatan yang bertolak belakang, sesat, dan akan mendatangkan murka Tuhan. Bila kondisinya seperti ini, maka lembaga yang berwenang, MUI misalnya, tak ada salahnya mengeluarkan fatwa haram. Harus diluruskan kembali bahwa pacaran bertujuan untuk mencari kecocokan sebelum pernikahan. Kecocokan akan membawa ketenangan dan kenyamanan. Dan ketenangan akan membimbing sebuah pasangan menuju hidup yang lebih baik. Catatan: Mencari kecocokan adalah lebih penting daripada mencari yang terbaik atau yang sempurna. Karena terbaik adalah ukuran relatif yang mudah berubah, sedangkan sempurna itu tidak ada dan tidak manusiawi sehingga cenderung menimbulkan kekecewaan. Jadi wahai para wanita, janganlah mau jika ada yang mengajak pacaran. Lebih baik TTM-an saja. Karena dalam TTM-an, tidak ada yang namanya HUM (hak untuk menyentuh). TTM-anlah saja dan kalau cocok langsung saja menikah, tanpa berlama-lama pacaran yang mendekati zina. Percayalah. Mohon maaf jika ada salah kata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun