Mohon tunggu...
Manajemen BencanaUnhan
Manajemen BencanaUnhan Mohon Tunggu... Dosen - Program Studi Manajemen Bencana Universitas Pertahanan cohort 10

Progam studi bagian dari Universitas Pertahanan Indonesia yang berfokus pada Manajemen Bencana dalam perspektif keamanan dan ketahanan nasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Universitas Pertahanan Gelar Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana 2021

28 April 2021   12:14 Diperbarui: 28 April 2021   12:24 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini tanggal 26 April adalah hari kesiapsiagaan bencana. Indonesia berada diantara tiga lempeng tektonik aktif yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Hindia Australia. Proses tektonik aktif tersebut menjadikan Indonesia menjadi wilayah yang rawan bencana geologi seperti gempa, tsunami, dan gunung meletus. Selain itu masih terdapat bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung, dan lain sebagainya. Bahkan terdapat bencana non alam seperti Covid 19 yang saat ini sedang terjadi, bencana sosial seperti kerusuhan.
Tema nasional dari peringatan hari kesiapsiagaan bencana tahun ini adalah "Siap untuk Selamat." Jika setiap orang lebih siap selamat dalam menghadapi bencana maka korban akibat bencana pun lebih sedikit, kerugian yang ditimbulkan pun lebih sedikit.
Simulasi Kesiapsiagaan Gempa Bumi dan Kebakaran

Dalam rangka memperingati hari kesiapsiagaan bencana, Prodi Manajemen Bencana Universitas Pertahanan Republik Indonesia mengadakan simulasi kesiapsiagaan terhadap bencana gempa bumi. Simulasi diawali dengan sosialisasi kepada staf dan mahasiswa Universitas Pertahanan Republik Indonesia tentang bencana di Indonesia, bagaimana upaya penyelamatan dan evakuasi mandiri serta simulasinya.

Tepat pukul 10.00 WIB sirine pertama dibunyikan selama satu menit sebagai tanda gempa bumi. Gempa Bumi terjadi sangat singkat, sehingga saat gempa bumi terjadi para staf dan mahasiswa diarahkan untuk tetap tenang dan tidak panik, merunduk, berlindung di bawah tempat yang lebih aman, dan berpegangan pada benda yang kuat sampai gempa berhenti. Setelah 1 menit berlalu, diperkirakan gempa telah selesai.

Sirine kedua pun dibunyikan pada pukul 10.01 WIB sebagai tanda evakuasi mandiri dimulai. Para staf dan mahasiswa diarahkan untuk melakukan evakuasi mandiri menuju ke titik kumpul yang telah disediakan dengan tertib, dan menjalankan protokol kesehatan. Proses penyelamatan dan evakuasi mandiri berjalan lancar. Semua antusias untuk ikut berpartisipasi.

Selain itu, pada simulasi ini diskenariokan telah terjadi korban satu orang mahasiswa dengan luka parah akibat tertimpa reruntuhan bangunan dan satu orang mahasiswa pingsan. Tim kesehatan langsung bergegas memberikan tindakan kepada para korban sambil mempersiapkan rujukan ke rumah sakit terdekat.


Akibat gempa bumi menyebabkan kebakaran sehingga perlu pemadaman api agar api tidak kian menjalar dan memakan korban. Dengan bantuan tim profesional, simulasi pemadaman kebakaran pun dilaksanakan yaitu pemadaman mulai dari pemadaman api secara tradisional menggunakan karung goni yang dibasahi air, penggunaan APAR (alat pemadam kebakaran ringan), penggunaan alat pemadam kebakaran hutan dan lahan, serta hidran.  Para staf, petugas keamanan, petugas kebersihan dan mahasiswa mencoba dengan penuh semangat dan berani untuk memadamkan api.  Meskipun harap-harap cemas karena api berkobar lebih besar akibat angin.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Sosialisasi Kesiapsiagaan Bencana

Kejadian bencana di Indonesia pada tahun 2020 berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana  sebanyak  2.950 kejadian bencana. Akibat yang ditimbulkan yaitu sebanyak 370 orang meninggal dunia, 39 orang hilang, 536 orang luka-luka, dan 6.450.903 orang mengungsi. Selain itu terdapat pula dampak kerusakan baik secara materi, ekonomi dan lingkungan.
Berdasarkan hasil survei kejadian gempa bumi di Kobe Jepang tahun 1995 bahwa orang yang selamat 34,9% adalah orang yang menyelamatkan diri, sebanyak 31,9% diselamatkan oleh keluarga, sebanyak 28,1% diselamatkan oleh tetangga, sebanyak 2,6% diselamatkan oleh pejalan kaki, sebanyak 1,7% diselamatkan oleh tim penyelamat, dan sebanyak 0,9% diselamatkan oleh lain-lain. Dari uraian tersebut terlihat jelas bahwa upaya diri sendiri adalah faktor paling besar untuk kita selamat dari bencana.


Sosialisasi dan simulasi kesiapsiagaan bencana adalah sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan pengetahuan, kesiapan, dan kesiapsiagaan  masyarakat terhadap bencana. Sehingga masyarakat lebih siap selamat, karena latihan membuat kita selamat dari bencana. Hal ini seperti tema yang diambil oleh Universitas Pertahanan Republik Indonesia pada peringatan hari kesiapsiagaan bencana tahun 2021.  Dengan adanya kesiapan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana, maka dampak korban ataupun kerusakan dapat ditekan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun