Mohon tunggu...
Management Letter Usd
Management Letter Usd Mohon Tunggu... Mahasiswa - share your creativity

share your creativity

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hari Ibu: Cinta Tanpa Batas

21 Desember 2021   10:05 Diperbarui: 21 Desember 2021   10:15 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah Singkat 

Setiap tahunnya, perempuan Indonesia memperingati hari Ibu pada 22 Desember. Momen ini dirayakan dengan berbagai hal, mulai dari memberikan ucapan terima kasih, ungkapan rasa sayang, hingga memberi hadiah spesial bagi ibu masing-masing. Semua momen dirayakan dengan suka cita dan penuh kasih sayang.

Namun tahukah kamu kalau ternyata sejarah perayaan Hari Ibu di Indonesia sedikit berbeda dari negara lain? Ya, di Indonesia penetapan peringatan Hari Ibu diawali dengan Kongres Perempuan pertama yang diselenggarakan di Indonesia pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta, tepatnya di Ndalem Joyodipuran, yang kini sudah berubah menjadi kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional.

Kongres Perempuan pertama ini dihadiri oleh sekitar 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatra. Di Indonesia, organisasi perempuan sendiri sudah ada sejak 1912. Pembentukan organisasi-organisasi tersebut  terinspirasi oleh pahlawan-pahlawan perempuan Indonesia pada abad ke-19 seperti Kartini, Martha Christina Tiahahu, Cut Nyak Meutia, Maria Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Ahmad Dahlan, Rasuna Said, dan lain-lain.

Menurut berbagai sumber, banyak masyarakat yang bertanya-tanya mengapa hanya Kartini saja yang memiliki hari spesial. Padahal ada banyak pahlawan perempuan lain yang juga turut berjuang bersama memajukan kesetaraan dan kesejahteraan perempuan Indonesia. Mereka merasa bahwa semua pahlawan perempuan Indonesia juga berhak untuk dirayakan atas jasa dan pengorbanannya.

Melihat adanya kritikan tersebut, Presiden Ir. Soekarno kemudian mencari cara atau momen yang tepat untuk bisa merayakan para pahlawan perempuan. Hingga akhirnya, ia menetapkan bahwa tanggal 22 Desember, peringatan Kongres Perempuan pertama, juga diperingati sebagai Hari Ibu Nasional. Selain untuk merayakan semangat perempuan Indonesia serta meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, tanggal tersebut juga ditetapkan untuk mengenang para pahlawan perempuan yang juga merupakan seorang ibu.

Makna dan Filosofi

Hari Ibu diperingati sebagai salah satu upaya bangsa untuk mengenang dan menghargai perjuangan para perempuan Indonesia. Berkat perjuangan dan kerjasama para perempuan Indonesia memiliki peluang serta kesempatan yang sama dengan para laki-laki Indonesia dalam memperoleh kesempatannya. Misalnya dalam akses bidang sosial, ekonomi, maupun politik. Para perempuan sebenarnya memiliki hak asasi yang sama. Oleh karena itu kodrat, harkat dan martabatnya harus dipelihara sebagai Ibu yang berhasil menjaga dan membina keluarga supaya harmonis dan sejahtera.

Perayaan atau Tradisi Memperingati Hari Ibu

Hari Ibu menjadi hari peringatan atau perayaan peran seorang ibu dalam keluarganya. Baik untuk suami, anak-anak, maupun lingkungan sosialnya. Banyak aksi yang dapat dilakukan dalam memperingati atau merayakan hari Ibu, diantaranya:

       Memberi bunga, sebagai bentuk kasih sayang terhadap Ibu, biasanya bunga yang diberikan berwarna merah, merah muda atau putih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun