Mohon tunggu...
Muhammad Nurman
Muhammad Nurman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Man of humor, man of talents--an entrepreneur

Belajar sendiri itu lebih bahenol bin montok daripada nyinyirin orang, asyeeeeek ...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menunggui Anak Yang Sudah Mati - Bukti Cinta Orang Tua?

4 Mei 2013   11:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:07 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seberapa sayangnya Anda pada anak Anda? Apakah anak Anda segala-galanya bagi Anda hingga Anda pun tidak rela kalau dia mati?

Di Huangling, sebuah kota kecil di Selatan Cina, seorang lelaki bernama Xueming Tian tidak ingin berpisah dari anaknya. Anaknya telah lama mati dan ia meletakkan mayat anaknya dalam freezer, bisa Anda bayangkan itu?

Anak Mati Dalam Freezer, bagaimana pendapat Anda?

"Itu membuat saya merasa seolah-olah anak saya tidak pernah meninggalkan saya," kata Tian. "Saat saya dan istri saya ingin berbicara dengannya, kita bisa menarik kursi, buka pintu freezer dan ngobrol dengan dia seolah-olah ia tidak pernah diambil dari kami."

Anaknya baru saja mulai kuliah ketika mereka mengetahui dia menderita leukemia.

"Kami merasa hancur. Kami mengunjungi banyak dokter, tapi tidak ada lagi yang bisa kami lakukan. Saya hanya berdoa supaya kami tidak kehilangan dia, "kata Tian. (sumber: weirdthings.com - Dead Son Kept In Freezer)

Apa yang bisa kita ambil pelajaran dari kejadian di atas. Apakah Anda akan menyalahkan dokter?

1.Anak, betapa pun kita mencintainya, dia bukan milik kita. Dia dan kita milik Tuhan, Semua diciptakan oleh-Nya dan akan pula diambil-Nya nanti

2.Rasa sayang yang berlebihan tidak memberikan manfaat apa-apa kecuali kita akan diperbudak perasaan kita sendiri. Coba bayangkan, kita suka anak-anak cuma saat anak-anak itu kecil, lucu, imut dan menggemaskan. Semakin dia besar dan dewasa, rasa sayang kita berkurang—bukan berarti tidak ada sama sekali tapi tidak seperti saat mereka kecil. Selanjutnya, saat mereka dewasa kadang mereka justru melupakan kita, dan saat kita punya cucu, justru cucu itu yang lebih kita sayangi dari anak kita dan begitu seterusnya.

3.Bersikukuh melakukan sesuatu kebodohan demi cinta bisa-bisa membuat Anda bersedia mati demi cinta, dan itu suatu kekonyolan jika Anda melakukan tindakan bunuh diri, bukan.

Demikian sedikit yang bisa saya ulas di sini. Jika Anda punya pendapat sendiri, silahkan tambahkan poin yang kurang di sini atau jika Anda ingin menyanggahnya silakan utarakan komentar Anda.

Dadaaaa …

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun