Ciputat - Tangsel
Program Simpanan Keluarga Sejahtera disingkat PSKS pemerintahan Jokowi sebagai salah satu program yang baru saja berhasil dilancarkan, sebagai bentuk aksi nyata pengalihan dana subsidi BBM.
Terlepas dari tanggapan negatif kebanyakan pengamat, secara nyata dan gamblang, warga masyarakat yang termasuk dalam kategori kurang mampu hingga miskin tentu berbeda pendapat.
Walau bagi mereka yang mampu dianggap dana Rp 200 ribu perbulan sebagai dana kompensasi BBM, tidak berarti dan berpengaruh besar namun lain halnya buat mereka yang miskin.
Uang sebesar itu paling tidak bisa untuk bertahan hidup bahkan lebih layak sedikit dibandingkan sebelum mendapatkan dana PSKS. Kalau kita pecah dalam perhari kurang lebih tiap harinya mendapatkan uang tambahan sebesar Rp 6.600.
Hal ini jika kita bandingkan dengan kenaikan BBM Rp 2.000 perliter, dimana rata-rata orang menghabiskan 2 liter bensin motor perhari selama 20 hari kerja, berarti masih ada uang lebih sebesar Rp 20.000 ( seratus dua puluh ribu rupiah ) dari dana PSKS yang diterima penyandang kemiskinan.
Paling tidak hal ini yang dirasakan penerima dana PSKS kota Tangerang Selatan sejumlah 16.490 orang. Bisa dikatakan beban hidup mereka yang sudah berat sedikit berkurang dan makanan di meja masih tersaji.
Tentu saja peran Dinas Sosial Tangsel yang dipimpin oleh Kepala Dinas H.Purnama Wijaya,SSos,MM sangat besar dalam melakukan pengawasan. Purnama tidak ingin HAK warga miskin Tangsel dipotong sepeserpun apapun alasannya.
Sehingga saat pelaksanaan pembagian dana PSKS dan saat ada warga yang meminta surat rekomendasi penggantian kartu Kartu Perlindungan Sosial atau disingkat KPS bagi mereka yang kehilangan kartu KPS, Purnama melarang keras jajarannya untuk memotong bahkan mengenakan biaya apapun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H