Mohon tunggu...
Mampuono Rasyidin Tomoredjo
Mampuono Rasyidin Tomoredjo Mohon Tunggu... -

Ketua Ikatan Guru Indonesia Jateng

Selanjutnya

Tutup

Nature

Guru Tak Cukup Berbekal Sertifikat

13 Maret 2011   16:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:49 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Menjadi guru profesional tak cukup berbekal selembar kertas bukti lolos sertifikasi, setumpuk kertas portofolio bukti mengikuti seminar, pelatihan, atau berbagai kejuaraan.
”Guru adalah narasumber bagi siswa atau masyarakat yang butuh ilmu sesuai dengan bidangnya. Maka guru profesional harus bisa diandalkan,” ujar Ketua Klub Guru Indonesia (KGI) Jawa Tengah, Mampuono SPd.

Agar jadi profesional pada era global dan digital, guru hendaknya mahir di bidangnya, mengerti dan memahami  kurikulum beserta penerapan dan pengembangannya, serta menguasai pedagogik secara teoretis dan praktis beserta pengembangannya.

Guru harus bisa jadi pendengar yang baik dan empatik, cakap berbicara di hadapan publik, terampil memotivasi dan menginspirasi, serta pembaca efektif dan broad minded.

”Pendidik harus biasa riset dan menulis, mengaplikasikan ICT based learning, dan yang tak kalah penting menguasai bahasa internasional.”

Ujung Tombak

Guru profesional adalah ujung tombak peningkatan kualitas pendidikan. Namun usaha pemerintah mewujudkan hal itu tak lancar jika guru tak mendukung.

Pemerintah jauh-jauh hari mengisyaratkan betapa penting migrasi guru konvensional menjadi profesional. Namun para guru cenderung adem-ayem.
Guru, kata dia, perlu dimotivasi lagi agar berubah jadi profesional dan kompeten seiring perkembangan zaman. ”Mereka agen perubahan.

Mau dibawa ke mana negeri ini, jika agen perubahan cenderung stagnan dan berpuas diri dengan embel-embel profesional cuma karena memiliki kertas tanda lolos sertifikasi?”
Keadaan itu mendorong KGI, saat peluncuran klub itu belum lama ini, mengadakan seminar internasional yang memanfaatkan video conference ke Inggris dan Kanada.

”Perbedaan waktu tujuh dan 11 jam tak jadi masalah manakala  information and communication technologies (ICT) dimanfaatkan secara optimal,” ucap dia.
Dia berharap kegiatan itu menginspirasi para guru akan manfaat ICT dalam kemajuan pendidikan.  ”Kami juga berharap terjadi migrasi besar-besaran dari guru konvensional jadi profesional.”

Tahun ini, KGI memprioritaskan kegiatan pada peningkatan penguasaan ICT bagi guru. Selain untuk mendukung program pemerintah mempercepat ICT literate, kegiatan itu sesuai dengan roda organisasi yang didukung ICT.

KGI bertekad berperan serta mempercepat transformasi ICT pada guru di Jawa Tengah. Mengingat, guru profesional perlu menguasai ICT secara memadai. Itu sejalan dengan KGI Pusat yang menggulirkan program ”Satu Guru Satu Laptop”. Dengan program ini diharapkan KGI bisa ikiut berpartisipasi lebih intensif untuk menggapai  cita-cita dalam memajukan pendidikan di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun