Mohon tunggu...
Mamnun Laidu
Mamnun Laidu Mohon Tunggu... Administrasi - Pegiat Sosial

Pegiat Sosial Demokrasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku bukanlah pasangan 'Siti Nurbaya'

8 Februari 2011   16:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:47 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ini bukanlah kisah Qais dan Layla dimana Qais yang berwajah tampan dan Layla (sang malam) yang terkenal akan kecantikannya, yang menjadi dambaan setiap laki-laki.

Seorang tetangga kamar saya menuturkan kisah cintanya yang berliku pada seorang gadis cantik nan baik hati layaknya seorang Layla. Kisah cinta itu bermula saat kawan saya itu meninggalkan daerah tempat ia sekarang hidup hanya untuk menghindar dari efek si Wedhus Gembel yang dikeluarkan oleh murka sang Merapi beberapa waktu lalu sehingga sampailah ia di suatu pulau yang di kenal dengan pulau Buton, ya pulau dengan benteng terluas di dunia (versi MURI).

Gerak awal dari kisah cinta La Ondu terhadap Wa Ambe dimulai beberapa saat sebelum La Ondu tiba di pulau Buton, ketika itu La Ondu yanglagi sendirisecara tiba-tiba bertegur sapa dengan seorang permpuan baik hati,lincah , dan tak kenal lelah dalam menantang kejamnya hidup ini.

Ya,Wa Uti nama wanita itu, sambil bincang-bincang dengannya,maklum karena La Ondu ini seorang yang berpendidikan sehingga setiap kesempatan digunakannya tuk diskusi sebagai salah satu sarana menjalin silaturrahmi. La Ondu bertukar pikiran sambil skali-skali menanyakan kepada Wa Uti mengenai kondisi Buton saat ini di tengah hirup pikuk segelintir orang yang menginginkan agar terbentuk sebuah daerah otonom yang lebih besar lagi atas beberapa daerah otonom yang lahir dari rahim pulau itu.

Kisah perjalanan La Ondu pun semakin seru ketika Wa Uti menyampaikan bahwa esok sore akan mengajak La Ondu tuk menikmati suasana sore di salah satu area publik milik Kota Baubau yang mungkin dimaksud olehLa Ondu itu adalah Bukit Wantiro yang bilamana kita duduk pada sore hari maka kita akan menikmati indahnya sunset yang akan meninggalkan dunia tuk sementara waktu.

Keesokan harinya, Wa Uti mengajak La Ondu untuk makan siang bersama yang tanpa sepengetahuan La Ondu ternyata di dalam mobil Wa Uti tersebut ada sesosok gadis yang diceritakan oleh Wa Uti kepada La Ondu saat berada di kapal kmarin, terang saja La Ondu merasa tersipu malu namun di dalam hati diliputi rasa senang karena telah dipertemukan dengan Wa Ambe.

Sejak itulah, rasa simpatik muncul di pikiran La Ondu untuk mengawal perasaannya menjadi sebuah cinta kepada Wa Ambe dan al hasil apa yang diharapkan oleh La Ondu berjalan dengan baik berkat dukungan Wa Uti.

Hingga pada suatu malam, ketika La Ondu diajak oleh Wa Ambe dan Wa Uti serta beberapa kawan lainnya lagi menikmati hiburan yang ada di Kota Baubau maka kesempatan ini digunakan dengan sebaik-baiknya oleh La Ondu untuk mengajak Wa Ambe meninggalkan lokasi hiburan guna untuk menyampaikan apa yang ada di benak La Ondu tentang Wa Ambe, terang saja Wa Ambe sangat terkejut atas apa yang baru saja diungkapkan La Ondu namun Wa Ambe mengatakan bahwa terdapat seseorang bernama La Puru yang sejak setahun lalu juga menyatakan perasaannya kepada Wa Ambe.

Soal La Puru ini, berdasarkan penuturan dari Wa Ambe kepada La Ondu bahwa La Puru ini mempunyai sifat pendiam sehingga komunikasi antar keduanya nyaris tak terjalin baik, jangankan mau menikmati suasana malam minggu bersama, menelponpun terasa amat membosankan, lain halnya dengan La Ondu yang sedikit agresif dan mempunyai sedikit rasa percaya diri tinggi ditambah lagi mempunyai cara berkomunikasi yang mumpuni dengan orang lain hingga tak menjadi kendala ketika harus slaluberada pada kondisi maupun suasana yang butuh penyesuaian.

Namun terlepas dari kekurangan yang dimiliki oleh La Puru itu, ternyata hasrat untuk menjalin kisah yang lebih serius antara keduanya telah diketahui oleh orang tua Wa Ambe apalagi jawaban Wa Ambe soal jodoh sepenuhnya diserahkan kepada kedua orang tuanya.

La Ondu pun tak putus asa, malah ia semakin semangat untuk lebih mengenal Wa Ambe, tak pelak lagi merekapun saling menyukai walaupun kata sayang tak pernah keluar dari mulut Wa Ambe namun pertanda adanya cinta antara keduanya sangat nampak dari apa yang slalu ditunjukkan Wa Ambe kepada La Ondu.

Karena sinyal bahwa Wa Ambe ini juga mencintai La Ondu dan adanya informasi bahwa jikalau kedua orang tua dari La Puru ini tiba di mKota Baubau setelah sebulan lamanya berada di Kota Mekkah untuk menunaikan ibadah haji maka akan segra melamar Wa Ambe, langkah yang akan di tempuh oleh La Puru inipun membuat La Ondu akan melakukan hal yang sama, tak tanggung-tanggung, La Ondu akan menyampaikan kepada keluarganya yang berada di tanah Jawa untuk ke Baubau dan melamarkan Wa Ambe untuk menjadi tunangannya dan hal ini disampaikan kepada Wa Ambe dan Wa Ambe pun menyampaikannya kepada kedua orang tuanya namun jawaban dari orang tua Wa Ambe bahwa saling mengenal lebih jauh dulu sebelum mengarah kearah sana.

Apa yang dikatakan orang tua Wa Ambe itupun dijadikan spirit oleh La Ondu untuk saling mengenal lebih jauh, sehingga ketika La Ondu dipanggil kembali oleh keluarganya di Jawa, komunikasi antara La Ondu dan Wa Ambe semakin ditingkatkan bahkan kadang kala keduanya harus tidur larut malam akibat saling bertukar pengalaman via telpon.

Di hampir setiap sms ketika Wa Ambe menuju ke pembaringannya maka tak lupa La Ondu slalu mengantarnya dengan sebuah puisi penyejuk hati dan bahkan do’a.

Bahkan, saking akrabnya maka hajatan dari Wa Ambe yang sejak lama ingin menikmati suasana pergantian tahun di tanah Jawa nyaris dilakukannya bersama Wa Uti namun niatan ini diurungkan karena beberapa waktu yang lalu mereka berdua baru keluar kota diluar pulau sulawesi.

Tak berapa lama kemudian, orang tua La Puru telah tiba di Kota Baubau dan ini menjadi titik awal kisah cinta layaknya Siti Nurbaya dimana jodoh Wa Ambe sepenuhnya diserahkan kepada orang tuanya.

Akhirnya, Wa Ambe harus menerima La Puru menjadi tunangannya bahkan bisa dipastikan akan menjadi suaminya dikemudian hari kelak, La Ondu akhirnya bisa dipastikan takkan menjadi pasangan hidup Wa Ambe, Akhirnya cinta mereka kandas karena sesuatu hal yang melarang mereka untuk mengekspresikan gelora cintanya.

Ya, La Ondu bukanlah pasangan ‘Siti Nurbaya’.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun