Berbicara masalah kedudukan antara laki-laki dan perempuan saat ini, mungkin  sebagaian penduduk di zaman sekarang ini masih saja mejadikan kata itu sebagai patokan sehingga  perempuan tidak memiliki hak, status, dan kedudukan didalam sektor publik dan domestik. Dan kata-kata itu adalah " Oreng bhinik tak usah ujheu ashekola, makkenah tengghih pagghun buruh ke dhepor " (bahasa madura).
Nah, kata itulah yang masih saja terlekat dalam pemikiran masyarakat, sehingga sebagian dari perempuan berputus asa untuk berpendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Bagaimana tidak, jika sedari kecil ia di katakan dengan perkataan seperti yang telah disebut diatas. Sehingga perempuan di anggap lebih rendah dari laki-laki dan tidak layak untuk menggeluti pekerjaan atau keahlian yang tersimpan dalam dirinya yakni dia hanya bisa diam saja tidak bergerak aktif.
Seiring dengan berjalannya waktu, muncullah pemikiran tentang kesadaraan akan penindasan terhadap perempuan di dalam publik ataupun non publik yang mana pemikiran itu mengubah tentang pola pikir masyarakat tentang penindasan perempuan.
Pemikiran ini memberi hak, status serta kedudukan pada perempuan untuk mengembangkan keahlian serta kemauan untuk belajar ke jenjang lebih tinggi dan menjadikan perempuan sama hal nya dengan laki-laki (kesetaraan), namun tidak mengabaikan kewajiban atau tugas  seorang perempuan di dalam rumah. Hal ini menjadikan perempuan dapat bebas untuk bergerak aktif dalam mewujudkn masa depannya yang gemilang.
Pemikiran tersebut ialah feminisme. Pengertian feminisme sendiri banyaklah arti, feminisme adalah gerakan yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara perempuan dan laki-laki. Tujuan feminisme itu sendiri ialah untuk memajukan secara politis dan ekonomi dalam pengertian khusus pemilihan suatu sifat kewanitaan yang agak menonjol.
Istilah feminisme menurut Wolf adalah feminisme sebagai suatu hal yang mengungkapkan harga diri pribadi dan harga diri semua perempuan. Pada pemahaman yang demikian ini maka perempuan akan percaya diri padadiri mereka sendiri.
Dalam hal ini, mulailah para perempuan akif dan percaya diri bahwa dirinya bisa menjadi oarang yang hebat dan tidak lemah, para pejuang feminisme menuaikan hasil dengan kemunculan perempuan dalam sektor publik yang sangat krusial, seperti politik, pemerintahan,hukum, ilmu pengetahuan dan lai-lain.
Seiring dengan eksistensi perempuan dalam ranah ini, mediapun turut serta menghargai dan mendukung dan menyanjung pencapaian mereka. Stereotip dan pencintraan perempuan yang dulunya digambarkan sebagai makhluk yang lemah, objek visual dan seksual serta terpimpin mulai tergeser dengan fenomena baru ini. Hal ini sekaligus membantah pemikiran tradisional yang menganggap perempuan tidak cakap dalam menggeluti dunia publik.
Untuk anda kaum hawa, janganlah takut untuk bergerak aktif dan maju. Yakinlah semua masa depanmu akan tercapai, janganlah putus asa untuk maju. Bangkitlah jika engkau jatuh, karna di depan sana cita-citamu menunggu. Belajarlah tanpa henti dan ciptakan generasi yang berpendidik. Paksa Bisa Biasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H