[caption id="attachment_363862" align="alignnone" width="300" caption="Mulyadi (42), seorang penjaga palang pintu Kereta Api 344, perlintasan Kereta Api Janti, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta."][/caption]
Yogyakarta – Menjadi seorang penjaga palang pintu bukanlah pekerjaan mudah yang dipilih oleh setiap orang. Walaupun terlihat hanya mengoperasikan naik-turunnya palang pintu, ternyata banyak kendala yang harus dihadapi oleh penjaga palang pintu tersebut. Begitu pula Mulyadi (42), seorang penjaga palang pintu Kereta Api 344, perlintasan Kereta Api Janti, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.
Meskipun sudah mengalami banyak kendala saat melaksanakan pekerjaannya, itu semua tidak menyurutkan niatnya untuk tetap melaksanakan kewajiban yang menyangkut keselamatan masyarakat umum ini.
Saat ditemui (08/01/2015) di pos, beliau sedang sibuk memantau jadwal lewatnya kereta api dan sesekali mengangkat telepon yang memberitahukan bahwa kereta api akan segera melintas. Untungnya selama 12 tahun bekerja sebagai penjaga palang pintu, belum pernah sekalipun ada kecelakaan di perlintasan yang ia jaga.
"Belum pernah ada kecelakaan pengendara yang melewati perlintasan kereta api ini, tetapi banyak pengendara yang melakukan ngeblong atau menerobos palang pintu sebelum ditutup sepenuhnya", ungkapnya. (MF/IR)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H