Mohon tunggu...
Fransisca Ana Susanti
Fransisca Ana Susanti Mohon Tunggu... -

di pertengahan usia 30 an, hidupku semakin berwarna. Semoga juga bisa mewarnai hidup orang lain melalui tulisan tulisanku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dari Agnes Monica Sampai Balawan

11 Mei 2011   07:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:50 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang Indonesia yang saat ini baru ramai diliput karena  prestasinya yang melampaui garis batas wilayah negara adalah Agnes Monica. Perjuangan dan ketekunannya dalam mewujudkan ambisi go international, akhirnya mulai berbuah manis. Setelah tampil tidak mengecewakan di American Music Awards 2010, gebrakan teranyar gadis belia ini  ialah meluncurkan album bertajuk 'Agnes is My Name' yang dirilis oleh Sony/ATV di Amerika Serikat. Bersamaan dengan itu,terdengar kabar pula bahwa penyanyi senior Michael Bolton mengajak Agnes untuk berduet di album terbaru Michael yang akan segera diluncurkan Juni 2011. Mantan penyanyi cilik yang tidak hanya piawai berolah vokal,namun juga seorang penari yang handal ini patut mendapat acungan jempol! Bersama Anggun,seniornya,( tidak akan saya bahas lagi di sini karena sudah banyak yang mengupas mengenai Anggun di Kompasiana ) besar harapan yang ditaruhkan di pundak mereka untuk 'menjual' Indonesia di pasar dunia.

Lepas dari wilayah entertainment yang dikuasai Anggun dan Agnes, nun di sana ada nama nama lain yang memiliki kisah panjang misi mengharumkan bangsa di pentas dunia lewat karir berkesenian mereka. Karena jauh dari sorotan spotlight dan hingar bingar pemberitaaan seperti hal nya di dunia entertainment,maka 'popularitas' dan 'jasa' mereka pun tampak kurang menonjol. Siapa saja mereka?

Retno Maruti dan Sardono W Kusumo

Keduanya adalah penari senior sekaligus koreografer. Retno Maruti mantab berpijak di tari klasik Jawa, sementara Sardono lebih bertekun di tari kontemporer. Retno Maruti yang asli Solo,sedari kecil terbiasa bersinggungan dengan kesenian Jawa oleh karena ayahnya yang seorang dalang sering mengajaknya pentas,sekaligus juga berperan sebagai guru tarinya yang pertama. Lambat laun kesenangannya menari yang terus diasah membawanya menjadi seorang penari profesional hingga mendapat undangan menari di New York,berlanjut menerima kehormatan sebagai penari  pada misi Kepresidenan di pertengahan tahun 1960 an. Pemahaman mendalam mengenai seni tari klasik Jawa,dituangkannya dalam banyak gubahan seperti di antaranya Sekar Pembayun, Roro Mendut, Alap Alapan Sukesi dan Portrait of Javanese Dance. Bersama sang suami,Sentot Sudiharto, Retno- yang juga seorang dosen IKJ -mendirikan sanggar tari Padnecwara. Sang Maestro tari ini bertekad menularkan passion nya kepada para siswanya dan membentuk mereka menjadi penari handal agar layak diusung berpentas di lingkup lokal dan internasional, memenuhi undangan dari negara negara lain.

Tak beda hal nya dengan Sardono W Kusumo. Penghargaan nasional dan Internasional telah diraih pakar tari bergelar Prof.ini  sebagai apresiasi terhadap komitmennya dalam berkesenian. Bahkan Institut Kesenian Jakarta mempercayakan posisi rektor kepadanya pada tahun 2003. 'Dongeng dari Dirah' dan 'Nobody's body' adalah beberapa dari karya spektakulernya yang telah dipentaskan hingga ke New York.

[caption id="attachment_106819" align="alignright" width="1000" caption="http://www.wac.ucla.edu/cip/residency/asia-pacific-performance-exchange"][/caption]

Eko Supriyanto

nama ini mungkin lebih kurang dikenal lagi dibanding dua nama penari di atas. Namun,Eko Supriyanto, lelaki gondrong asal Magelang, telah membusungkan dada Indonesia ketika terpilih menjadi penari  superstar Madonna. Kala itu di Los Angeles, Eko tengah mengambil gelar Master untuk bidang choreography and performance di UCLA. 'Bersenjatakan' kreasi kombinasi tari dan pencak silat,dia  berhasil menyisihkan kurang lebih 6000 peserta audisi sekaligus  menjadi satu satunya orang  Indonesia dalam tim sang Superstar selama 9 bulan  berkeliling melakukan konser. Saat ini Eko Supriyanto tercatat sebagai pengajar di Institut Seni Indonesia ( ISI ),Surakarta,almamaternya.

I Wayan Balawan

Permainan gitar pria asli Bali ini telah membuai jutaan telinga. Enam album telah dihasilkannya,baik bersama

[caption id="attachment_106821" align="alignright" width="300" caption="www.google.com"][/caption] kelompoknya Batuan Ethnic Fusion maupun kolaborasi dengan artis artis kenamaan lain. Kekuatannya tidak hanya pada teknik  tapping ( memainkan gitar seperti memainkan piano ) dan penggunaan double-neck guitar namun juga konsistensi pemasukan unsur musik Bali ke dalam gubahan pop nya. 'Perkawinan' pentatonik dan diatonik ternyata menghasilkan musik yang 'catchy' dan disukai banyak orang. Pada pertengahan Pebruari 2011 lalu, Balawan bersama 2 musisi Bali lainnya yaitu I Nyoman Suwida dan I Nyoman Suarsana,berangkat ke Amerika selama 1 bulan untuk tampil dan memberi workshop. Mereka hadir lengkap dengan membawa seperangkat gamelan bali. Lagi lagi, kesenian Indonesia diapresiasi dengan sangat baik oleh orang asing!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun