Setiap orang yang bekerja tentu ingin ada hasil yang meningkat dari apa yang diupayakannya. Hal ini berlaku jamak disemua sektor pekerjaan , negeri, swasta maupun wiraswasta. Penghasilan yang meningkat tentunya diharapkan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari hari. Apalagi penghasilan yang banyak, akan menunjang life style , gaya hidup dan mungkin meningkatkan gengsi seperti yang diinginkan.
Keinginan tersebut tentu saja harus diimbangi dengan kemampuan kita menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan kita dan memahami situasi dan kondisi dari lingkup pekerjaan tersebut. Terkadang dalam bekerja kita mungkin dihadapkan pada situasi yang gampang gampang susah mensikapinya. Yaitu ketika rata rata teman kerja kita yang dewasa tiba tiba terkena  angin suasana yang berhembus seperti anak kecil yaitu rasa suka dan tidak suka pada seseorang. Rasa tidak suka (dislike) pada seseorang ini bisa secara berjamaah membunuh karakter seseorang secara pelan pelan. Dan menurut saya hal tersebut sudah masuk katagori pembullyan. Tak heran bila ditanya alasan kenapa bisa tidak suka sama seseorang tersebut , jawaban menjadi seperti kurang bermutu dan tidak masuk akal. " Ya pokoknya nggak suka ajaaa. Nggak sreg gitu" . Jawaban berikutnya barulah disertai alasan alasan seperti "orangnya sombong. Sok pinter. Sok kaya dll sok atuh..."
Sikap tetap tenang dan fokus konsentrasi pada tanggung jawab pekerjaan tetap yang utama kita lakukan sembari berusaha membina hubungan baik dengan rekan rekan semua. Berkomunikasi secara efektif dan efisien ketika mengerjakan tugas, beremphati pada semua rekan disela sela rehat adalah cara memilah waktu agar bermanfaat. Harusnya kita bisa melihat dan bergaul dengan  setiap individu yang menjadi rekan kerja dari sisi positif. Boleh jadi yang pendiam dan berbicara seperlunya sedang menggunakan waktunya untuk nemperluas wawasan dengan sibuk membuka dan mempelajari link link tertentu. Melihat rekan yang selalu rapih dan branded yang melekat ditubuh, berarti dia menikmati dan menghargai hasil pekerjaannya.  Boleh jadi ada pendapatan yang lain diluar gaji. Mereka yang talk aktive kita lihat sebagai orang yang tak habis bahan obrolan. Bila mendapatkan posisi yang pas tentu hasilnya akan maksimal.
Jangan ikut arus soal dislike ini, karena kita akan tidak punya kesempatan belajar dari orang tersebut yang barangkali punya spesialisasi khusus , keahlian dalam bekerja. Â Jangan lupa, setiap orang tervipta dengan bakat khususnya masing mading.Â
Sedangkan prinsip pokoknya "suka alias like" akan menjadikan kita tidak terbuka dengan perkembangan baru yang barangkali berbeda pikiran alias tidak satu selera dengan grup kita. Padahal boleh jadi yang berbeda ini ada manfaat kelak untuk meningkatkan skill kita. Jangan lupa penghasilan dan lingkungan bergaul kita akan berubah menjadi lebih baik apabila kompetensi , wawasan dan adaptasi dengan semua level berjalan dalam koridor yang baik .
Persaingan kerja memang hal yang tak bisa dihindari. Tetapi jangan ikut arus yang bisa menghalangi kita dari kesempatan yang lebih positif dalam berkarya. Jangan asal " Â like" dan "dislike". Kita hanya akan pelan pelan belajar membully. Siapa tahu membully efeknya negatif untuk kita dimasa depan.
Mari semangat berkarya, bekerja. Bersaing unggul unggulan secara positif. Asiappp yaaaak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H