3 bulan menjelang ujian akhir SMP karena  kehilangan orang yang sangat dekat dan sangat berarti dalam hidupku pastinya bikin konsentrasi belajarku sedikit terganggu, tapi subhanallah aku bisa melewati itu semua karena support dari teman sebangku yang bernama Eulis Hasanah dan wali kelasku, guru favoritku pak Muhidin, semoga beliau diberi tempat terindah di syurgaNya, aamiin aamiin YRA
 Lepas SMP aku masuk SMA dan ternyata pilihan SMAku membuat aku tambah down, saat awal-awal masuk nilaiku do, re, mi, fa, sol dan ga naik sampe do tinggi hihihi. Itu semakin membuatku stress. Jujur waktu itu aku sangat tertekan dan kehilangan arah.  Aku kadang teringat bapakku dan Emakku. Hari-hari di kelas satu SMA adalah hari-hari mendung buatku, kehilangan 3 orang yang punya arti besar dalam hidupku ditambah dengan beban pelajaran yang gila menurutku tentunya semakin membuatku down. Akhirnya kakakku membawaku kepada seorang psycolog, bu Elmira yang sangat berjasa membuat ku membuka mata dan hati bahwa semua ini harus aku terima dan lalui dengan hati lapang dan ikhlas hingga tidak lagi membuat beban hidup bagiku. Â
 Kelas 2 SMA aku masuk kelas A15 (Fisika) yang lebih terkenal dengan funf dan aku memilih untuk tidak gabung dengan teman-temanku saat kelas 1 karena ingin move on.  Dan akhirnya aku gabung di kelas funf yang hanya sendiri dari kelas 1-7 nya, funfterdiri dari campuran dua kelas yang berbeda hanya aku yang tunggal tak ada temannya saat kelas 1.  Tapi subhanallah, Allah maha baik dan sayang pada hambaNya, saat itu keadaanku mulai membaik, suasana hatiku juga sudah mulai bisa kompromi dan Alhamdulillah aku dapat teman sebangku dan sahabatku (Ande) sampai sekarang yang sangat mengerti dan sabar.Â
 Masa SMA dilalui dengan sangat berwarna karena banyak peristiwa di kelas dan di luar kelas yang beragam.  Seperti kebanyakan remaja tentu saja aku suka berinteraksi dengan teman-teman. Jalan-jalan sama teman ke luar kota sekedar refreshing ke rumah neneknya atau sekedar mengunjungi tempat wisata bersama-sama.  Tapi aku bukan orang yang suka berhubungan dengan banyak orang waktu itu, temanku hanya terbatas dan tidak banyak keluar kelas atau hang out kalau istilah sekarang mah.   Ada hal positif dari ketidaksukaanku hangout, yaitu aku mulai ngajar privat anak SD sejak kelas 2 SMA dan aku sangat menikmatinya. Itulah benih-benih bakat ngajarku terasah. Â
 Selepas SMA aku melanjutkan kuliah di fakultas ekonomi UNPAR karena permintaan kakakku, namun ternyata di perjalanan kuliah semester 1 dan 2 aku mulai sadar bahwa aku tidak suka jurusan ini, ekonomi mikro saja tidak saya fahami, pengantar ilmu ekonomi saya D.  Disitulah saya mulai sadar dan berinisiatif untuk mendaftar SNPTN karena saya ingin pindah kuliah ke jurusan yang aku suka dan minati.. Tanpa meminta ijin pada kakak akhirnya saya ikut SNPTN kembali dan Alhamdulillah diterima di FMIPA ITB jurusan Fisika.  Dan Alhamdulillah berhasil menyelesaikan kuliah saya walau diselingi menikah dan punya anak dulu sebelum berhasil di wisuda.Â
 Dari semua cerita di atas tentang sekolahku, akhirnya sampai pada kesimpulan yang kalian boleh tidak setuju.  Tenyata sekolah yang sebenarnya buatku adalah kekayaan pengalaman yang bukan didapat dari guru di dalam kelas saja  tapi dari kekayaan pengalaman kita dalam penyelesaian  masalah dan interaksi kita dengan berbagai pihak baik  disekolah maupun diluar sekolah. Â
 Sekolah buat saya adalah lebih pada aktivitas kita saat kita bisa menambah kapasitas dan kekayaan potensi kita itulah sekolah.  Sekolah tidak harus selalu  di institusi formal saja tetapi bisa dilakukan di institusi non formal dan lain sebagainya.  Dan menurut saya saya pun masih melakukan proses sekolah di kehidupan nyata, yaitu belajar banyak hal sampai saatnya ajal menjelang.Â
Semoga kita semua bisa saling melengkapi dan berbagi ilmu dan pengalaman agar bisa memaknai arti sekolah yang sesungguhnya lewat berkegiatan bersama baik secara langsung maupun tidak langsung. Â Terima kasih pada semua orang yang pernah, sedang dan akan berinteraksi langsung denganku. Â Love you all
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H