Mohon tunggu...
Farida Hanum
Farida Hanum Mohon Tunggu... Guru - MI. Asasul Huda Randegan

Hobby menulis dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Putriku Laksana Intan

10 Mei 2024   06:34 Diperbarui: 10 Mei 2024   06:39 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pngwing.com/id/free-png-znwky#google_vignette

PUTRIKU  LAKSANA INTAN 

            Melihat anak-anaku sudah mulai tumbuh remaja, mulai terasa betapa aku sudah menjalani hidup sudah cukup lama, menjadi seorang ibu sudah belasan tahun, mulai terasa bahwa aku sudah semakin dibutuhkan oleh anak-anaku terutama 2 anak remaja putriku. Satu anak laki-lakiku sudah mulai bisa menata dirinya sendiri  untuk tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang negatif, mulai bisa sedikit memberikan bimbingan kepada adik-adiknya. Mulai menemukan jati dirinya sendiri. Dua anak remaja putriku yang baru beranjak remaja sangat rentan sekali terhadap pengaruh dunia remaja saat sekarang ini, sebagai orang tua aku sedikit khawatir karena sedikit sekali terpengaruh oleh hal-hal negatif , maka panjang sekali penyesalannya. Banyak hal yang harus aku lakukan sebagai seorang ibu agar aku bisa berguna untuk anakku baik sebagai orang tua yang mampu memberikan nasehat-nasehat yang baik,  juga mampu menjadi teman dikala dibutuhkan oleh anakku, baik sebagai tempat curhat atau sharing juga bisa menjadi penyejuk hati tatkala mereka mengalami suatu masalah.

            Sepertinya baru kemarin aku melihat anak-anaku masih minta disuapi kalau makan, masih minta di dampingi kalau mau tidur, tapi sekarang mereka sudah hidup di dunia mereka sendiri, memegang laptop untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka di sekolah atau sekedar bermain game, mereka juga lebih asyik menyendiri di dalam kamarnya atau pergi dengan teman-teman sekolahnya. Mereka lebih enjoy dengan dunia mereka di banding mereka harus mengekor di belakang orang tua. Sebagai seorang ibu kadang aku tetap masih berharap anak remaja putriku masih selalu bermanja-manja di pangkuanku, masih berharap mereka tetap seperti waktu masih anak-anak. Itu semua tidak mungkin karena anak-anaku sudah dewasa. Sekarang justru tanggung jawab aku sebagai seorang ibu semakin berat, karena aku harus bisa menjaga Intan-intanku yang masih terang cahayanya akan tetap terus bercahaya. Maka tugasku sebagai seorang ibu harus selalu mengajarkan remaja putriku tentang segala yang berkaitan dengan kewanitaan, terutama akhlak mereka . mereka harus bisa menjadi sosok wanita yang memiliki akhlak seorang wanita muslimah yang benar-benar sholikhah. Agar cahayanya tetap terus cemerlang laksana intan yang mahal harganya. Tetap mempertahankan intan-intanku supaya tidak tergores sedikitpun.

            Banyak sekali bekal yang harus aku berikan kepada remaja putriku,supaya mereka tidak salah melangkah, supaya mereka tidak salah dalam mengambil suatu keputusan yang penting. Bekal yang paling utama adalah bekal iman, kalau mereka sudah memiliki iman yang kuat, aku yakin bahwa dimana saja mereka berada mereka pasti akan selalu ingat bahwa ada yang maha kuasa yang mengatur kehidupan ini. Mereka pasti akan selalu tetap menjalankan segala kewajiban mereka sebagai seorang muslim. Aku juga memberikan bekal kepada anak remaja putriku tentang adab bergaul dengan teman menurut ajaran Islam dan masih banyak lagi bekal yang harus aku berikan kepada anak remaja putriku, karena aku tidak berharap anakku akan terjerumus ke dalam pergaulan yang salah sehingga menjadi hancur semua angan dan harapannya.

            Dunia remaja adalah dunia yang penuh dengan imajinasi, dunia yang penuh dengan kamoflase, kalau kita sebagai seorang ibu bisa mengarahkan anak-anak kita, memberikan ketauladanan pasti anak remaja putri kita akan menjadi anak-anak yang berpretasi. Sebaliknya kalau kita sebagai seorang  ibu tidak bisa menjadi panutan bagi anak-anak kita dan menjadi tempat curhat anak-anak kita, maka sudah banyak yang terjadi anak akan mencari pelampiasan di luar, anak akan mencari tempat  kesenangan yang tidak ia dapatkan di dalam keluarga. Aku miris..kalau melihat anak remaja putri berkeliaran di luar tak karuan tujuannya. Aku sedih melihat anak remaja putri yang menontonkan auratnya di muka umum. Aku juga sangat prihatin melihat anak remaja putri berboncengan dengan lawan jenis. Bahkan aku juga sangat menyayangkan kepada anak remaja putri yang dengan mudah menyerahkan  kehormatannya kepada laki-laki.  " Naudzubillah."

            Melihat hal itu semua, rasanya berat sekali tugasku sebagai orang tua untuk bisa menyelamatkan anak-anak ku dari kehancuran. Tapi aku tidak pernah putus asa, aku harus bisa menjadikan anak-anaku mampu melewati kehidupan ini dengan sebaik-baiknya walaupun banyak persoalan yang menimpa anak-anaku, banyaknya  gangguan yang mempengaruhi kehidupan mereka, aku harus tetap selalu ada untuk mereka, aku akan tetap selalu menjadi tempat curhat anak-anaku. Aku harus mampu melaksanakan tugas sebagai orang tua dan teman sekaligus. Aku harus kuat, kalau aku kuat aku yakin anak-anak ku juga menunjukkan kemampuan mereka menelusuri kehidupan ini dengan benar.

Dalam Doa aku selalu berharap  kelak remaja putriku akan bisa menjadi orang yang lebih hebat dari ku, menjadi orang yang lebih baik dari ku, dan yang jelas menjadi orang yang berguna bagi Agama Nusa dan Bangsa. Tulisan ini aku persembahkan kepada anak-anakku khususnya dua anak remaja putriku. Jadilah anak-anak yang bisa menjadi kebanggaan orang tua, yang pantang menyerah dalam meraih masa depan, yang tetap selalu ingat Allah dimana saja kalian berada. Doa orang tua selalu menyertai langkah kalian, dan selalu memberi restu ketika kalian melakukan suatu kebaikan. Mudah-mudahan Allah selalu menyertai langkah kalian. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun