Mahbubah Mahmud
Aku terlahir dari lebatnya hujan, amuk badai, dan kilatan petir
Maka ibuku pekikkan berulangkali takbir, tasbih, dan tahmid
Peluh membanjir
Urat meregang
Tubuh melemah
Aku menggeliat
Menguar tangis
Mata ibuku gerimis
Menyambut penuh kasih
Berkata, aku adalah anugerah yang dirahmati-Nya
Lembut jemari mengelus kulit rapuhku
Sembari merapal ribuan doa
Maka hari ini aku ada
Menjadi halilintar, rembulan, riuh angin, najm yang berpendar, dan sejuta gegap-gempita di sepenjuru muka bumi yang tetap bersimpuh pada telapak kaki ibuku
Hari ini hari adaku
Sejak ribuan hari sejak regang nyawa ibu waktu itu
Kupersembahkan seluruh doa dan segala pujapuji ini untukmu
Wanita terhebat yang selalu ada dalam hidupku
Proling 10 Oktober 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H