Usianya terpaut enam tahun lebih muda dariku. Kami memiliki banyak sekali perbedaan, baik itu fisik maupun kepribadian.
Kakak ipar memiliki dua putri. Putri sulungnya berusia tiga belas tahun, yang bungsu berusia tiga setengah tahun.
Sedangkan aku memiliki dua putra.
Putra sulungku berusia tiga belas tahun, bungsuku berusia dua setengah tahun.
Aku wanita pekerja, juga penulis yang cukup sibuk. Sedangkan kakak iparku adalah wanita rumahan berdaster.
Kalau sehari-hari aku memakai setelan kerja, maka baju seragamnya adalah daster warna warni. Wajahnya murni tanpa riasan. Begitu juga rambutnya yang diikat suka-suka.
Jika suaraku cenderung bervolume rendah, suara kakak iparku bergemuruh seperti pesawat terbang. Kadang melengking mirip toa mushala. Asli cempreng!
Sering aku harus buru-buru menutup telinga saat ia berteriak padaku, "Diikkkk!" atau "Woiii!" atau "Reneo!"
Aku tidak begitu langsing, sedang-sedang saja. Tinggi badan 150 dengan berat badan 50kg aku pikir itu normal.
Kakak iparku berbeda. Ia sedikit lebih gemuk.
Tinggi badannya berkisar 155cm, jika kuperhatikan, berat badannya lebih dari 60kg. Pipinya tembem, saat memakai daster, terlihat jelas lengannya yang segede pohon pisang.