Semakin bertambahnya zaman bertambah pula berbagai fenomena yang terjadi dikalangan remaja kita. Terlihat jelas dimata kita seabreg hal negatif yang sering kita lihat baik lewat media masa maupun kita saksikan sendiri. Narkoba, fre-sex, pergaulan bebas, tawuran dan hal lainnya. Wajar bila negeri ini disebut kurang sadar akan pendidikan. Melihat fenomena saat ini dapat dikatakan akhlak dan moral dikalangan remaja sudah harus benar-benar difikirkan. Lalu kemanakah arah akhlak remaja dimasa depan bila semakin tahun makin tergerus zaman semakin jauh dari agama?
Mungkin kita dapat melihat kembali di tahun 2006 dilakukan penelitian oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR. Diperoleh data dari 126 responden usia 13-23 tahun, hasilnya 13,5% pernah melakukan hubungan seksual. Mereka terpancing dengan adegan-adegan syur hot yang mereka lihat di internet, majalah dan VCD. Mereka juga mengaku melampiaskan nafsunya dengan penjaja seks komersial (PSK) yang ada di kotanya. Dan dari survey di tempat PSK diperoleh data 47,7% melakukan seksual pada usia 16-20 tahun. Data lain juga menyebutkan di tahun 2002 hasil survey BKKBN diperoleh bahwa di INDONESIA terjadi 2,4 juta kasus aborsi pertahun dan sekitar 21% dilakukan oleh remaja. (Na’udzubillah…)
Apakah kita masih bersikap acuh tak acuh akan masa depan remaja bangsa ini? Mungkin salah satu diantara kita saat ini hanya sebagai penonton atau pendengar yang baik, lalu sampai kapan? Akankah hal tersebut bila sudah terjadi di keluarga kita atau orang didekat kita baru akan bertindak?
Menghadapi remaja bukanlah hal yang mudah, karena masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa atau dapat dikatakan masa pencarian jati diri. Begitu banyak hal yang memancing keinginan besar mereka untuk mencoba hal yang baru. Disekolah pendidikan agama hanya diberikan 2-3 jam seminggu tetapi pada kenyatannya semua pihak menginginkan out put yang baik dalam kehidupan sehari-hari remaja, ujuk-ujuk bila timbul suatu masalah atau kasus guru agamanyalah yang dicari pertamakali dan dipertanyakan. Apakah adil?
Mereka tahu dan yakin bahwa hukum agama harus dipatuhi, akan tetapi godaan lingkungan dan media yang tidak tersaring seakan mengajak mereka ke hal yang negatif dan akhirnya mempengaruhi perkembangan moral dan agama mereka. Yang menjadi pertanyaanya sekarang, apakah kurikulum yang diajarkan tidak memadai atau hanya sebatas teori saja sehingga tidak berpengaruh terhadap akhlak mereka?
Solusi yang dapat diterapkan dalam rangka membentuk dan memperkuat akhlak dan moral remaja yaitu dengan melaksanakan program mentoring di sekolah. Materi yang diajarkan haruslah variatif dan sesuai dengan kebutuhan remaja, seperti menutup aurat, kelemahan muslim dewasa ini dan lain-lain. Dalam program ini guru dapat mengingatkan siswa pada fitrah keislaman (berakhlak sesuai tuntunan Islam) dan mendekatkan siswa pada Al-Quran sebagai pegangan dan petunjuk. Karena dengan menanamkan keyakinan yang kuat pada Allah akan kebenaran ajaran Islam serta tujuan diutusnya Nabi Muhammah di dunia sebagai penyempurna akhlak maka para siswa memiliki arah yang pasti dalam menghadapi zaman yang semakin maju.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI