Mohon tunggu...
Mama Totik
Mama Totik Mohon Tunggu... Administrasi - Bincang Ringan di Ruang Imaji

Coffee - Books - Food - Movie - Music - Interior - Art - Special Parenting www.debiutilulistory.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Nilai Positif dari Pitutur “Jowo”

28 Oktober 2016   20:46 Diperbarui: 28 Oktober 2016   21:19 15778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Narimo Ing Pandum Sumber : Twitter @kaospitutur

Berbisnis dengan curang, menipu pembeli misalnya. Keuntungan besar cepat diperoleh. Tapi begitu ketahuan, pembeli kabur. 

9. Alang Alang Dudu Aling Aling Margining Kautaman ( Kesulitan bukanlah pemisah menggapai kesempurnaan ).

Nasihat ini menggambarkan bahwa  dalam mencapai tujuan akan selalu ada kesulitan, tapi janganlah kesulitan itu menjadi penghalang menghentikan usaha kita. Lihatlah kesulitan justru sebagai tantangan atau latihan yang menguatkan kita. 

Anda bisa belajar dari para orang sukses di serial video Thomas Sugiarto Show di channel Indowebinar Youtube misalnya. Video2 TS Show ini banyak berisi kisah bagaimana tokoh-tokoh sukses berhasil mengatasi segala rintangan mencapai tujuan langsung dari si tokoh sendiri. Salah satu favorit saya adalah kisah Dadang Sutisna, orangnya blak-blakan, lucu


Favorit saya lainnya adalah kisah kesuksesan pengusaha Jepang pendiri Pocari Sweat, minuman kesukaan saya hehehe


Saya lebih suka melihat di youtube karena seringkali kisah tertulis tidak memberi gambaran utuh karena hanya saling copas satu media online dengan media lain. Di Youtube ada kisah Bob Sadino, bu Susi Pujiastuti dll. 


10. Aja Rumongso Bisa, Nanging bisaa Rumangsa ( Jangan Merasa Bisa, Namun Bisa-lah Merasa )


Nasihat ini intinya adalah agar kita bisa selalu bisa mengukur kemampuan diri sendiri dan bersikap jujur padanya. Jika memang kita benar-benar mampu sih tidak masalah. Sayangnya pada masa sekarang ini yang umum terjadi adalah  orang merasa mampu padahal sebenarnya tidak. Jangan karena ambisi akan suatu jabatan lalu mengalahkan akal sehat.
Sangat terlihat jelas pada saat pemilihan pejabat, entah itu kepala instansi, kepala daerah, anggota legislatif dll. Orang sering bengong, artis dangdut ini tiba-tiba nyalon bupati , pemilik panti-panti karaoke nyalon lurah , boss perjudian daftar anggota legislatif , dst. Orang-orang ini mungkin merasa mampu jika tolok ukurnya uang, tapi tidak tahu atau tidak mau tahu bahwa diperlukan kemampuan lebih menjadi seorang kepala daerah/ aleg. Bukan berarti saya mengecilkan kemampuan mereka. Tapi dilogika saja, yang punya dukungan ilmu memadai saja sering masih pontang panting apalagi yang tidak.  Bisa ditebak bagaimana saat benar-benar menjabat. Kacau balau. Makanya kemudian menjamur para staf khusus,  


Demikian beberapa nilai positif dari budaya Jawa yang sampai sekarang ternyata masih sangat relevan untuk dipegang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun