Mohon tunggu...
Mama Totik
Mama Totik Mohon Tunggu... Administrasi - Bincang Ringan di Ruang Imaji

Coffee - Books - Food - Movie - Music - Interior - Art - Special Parenting www.debiutilulistory.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Nilai Positif dari Pitutur “Jowo”

28 Oktober 2016   20:46 Diperbarui: 28 Oktober 2016   21:19 15778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Witing Tresno jalaran saka kulino Sumber : http://www.hipwee.com

1.Jika saya sekarang menjadi seorang petani, maka saya hendaknya menjalani pekerjaan sebagai petani dg sepenuh hati. Tidak mengeluh, tidak menyesali dan menggerutu.

2.Jika anda hidup sebagai orang berkekurangan misalnya, maka jalani saja apa adanya. Tidak perlu merasa sangat menderita, tidak perlu iri dan membenci orang kaya. Manfaatkan penghasilan minim dengan cerdas. Sambil mencari-cari celah menambah penghasilan dengan jujur.

3.Jika kita misalnya dikaruniai pasangan yang kurang ganteng, tidak cantik, tidak pinter, kurang gaul, ndeso, tidak modis, kurang kaya dan sederet kurang lainnya, maka terima saja apa adanya. Yang penting orangnya berhati baik dan mencintai kita. Toh kita juga bukan orang sempurna. Percaya saja, di balik kekurangan ada begitu banyak kelebihan. Belum tentu lho orang yang terlihat “sempurna” di mata kita bisa menjadi pasangan hidup yang sempurna

Contoh ke 3 memperlihatkan bahwa  nasihat itu tidak mengajarkan kita bersikap mandeg dan tidak berusaha lagi mencari jalan hidup yang lebih baik. Mencari pekerjaan yang lebih baik boleh dan harus, tetapi pekerjaan di tangan tidak boleh diabaikan.

Hidup tergantung cara pandang Sumber : wa group smpn2 mgl
Hidup tergantung cara pandang Sumber : wa group smpn2 mgl
3. Urip iku wang sinawang ( Hidup itu Saling Melihat)

Artinya, kehidupan itu bersifat sangat relatif tergantung cara pandang. Kehidupan seseorang yg terlihat indah dan nyaman di mata kita, mungkin sesungguhnya tidak begitu bagi yang menjalani. Banyak kesulitan dan beban yang orang lain jalani dan kita tidak ketahui. Dan mungkin jika tahu, kita akan menolak untuk menjalani.

Ajaran Jowo ini lebih menekankan agar kita tidak iri pada kehidupan orang lain. Nilai positif ini sangat universal, di budaya Barat pun saya lihat ada.

4. Ngunduh Wohing Pakarti ( Memetik Buah Perbuatan)

Pepatah Jawa kuno ini bermakna, setiap orang akan mendapatkan akibat dari perilakunya sendiri.

  • Jika anda sering memaki orang maka anda akan menuai permusuhan. 
  • Jika anda sering menipu orang maka anda akan menuai pengkhianatan atau penipuan lebih besar. 
  • Jika anda suka membantu orang maka anda akan memperoleh persahabatan dan mudah pula mendapat pertolongan.

Maka hati-hatilah selalu dalam bertindak, berpikir dan berucap. Berbuat baiklah selalu maka kita akan menuai juga kebaikan. Sekecil apapun perbuatan itu, lakukan saja, jangan ragu.

Sekedar contoh. Setiap kali saya tidak terlihat online, ada seorang teman yg pasti akan japri sekedar bertanya kabar. Meskipun hanya japri, tapi itu adalah bentuk perhatian yang hangat. Kenapa dia melakukan itu ? Hanya karena saya pernah menolong membuat video produknya. Sebuah pekerjaan yang mungkin hanya memerlukan waktu maksimal setengah jam. Tapi berbuah persahabatan kami menjadi lebih erat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun