Mohon tunggu...
Mamar Abdurrahman
Mamar Abdurrahman Mohon Tunggu... -

Tidak pernah tulisannya dimuat di surat kabar. Bahkan surat kabar burem sekalipun

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pernikahan Mumun

25 November 2010   13:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:18 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12906356352137391310

gambar dari google

Waktu dilamar suaminya, Mumun masih kelas 2 Madrasah Aliyah.  Sebenarnya dia tidak mau nikah muda, tapi dia lebih tidak mau masuk neraka, bila membantah perintah ibunya. Jadilah Mumun istri ketiga dari Haji Gopur, juragan tanah di kampungnya.

Jangankan Haji Gopur yang sudah bau tanah dan sakit-sakitan, teman sekolahnya saja banyak yang naksir Munaroh, nama asli Mumun. Ramli yang terkenal playboy di sekolah, rela putuskan semua pacar bila Mumun mau jadi pacarnya. Faisal anak  pemilik tambak lele, janji membelikan motor Mio bila mau terima cintanya. Tapi Mumun tetap Mumun, gadis yang selalu dengar apa kata ibunya.

"Kalo sekolah, jangan pacaran, Mun"

"Kenape, Mak?"

"Pelajaran gak bakal masuk ke otak. Yang ada lu mikirin pacar mulu. Ntar kalo berantem, lu nagis. Kalo seneng, lu senyum-senyum sendiri. Kapan mao belajarnya kalo gitu?"

"Iye, Mak"

Iye Mak dan Iye Mak. Kata itu selalu keluar saat ibunya memberi perintah. Mumun terlanjur percaya begitu saja bahwa surga ada di telapak kaki ibu.

"Anak perempuan itu gak usah sekolah tinggi-tinggi, Mun,"

"Kanape, Mak?

"Sepinter apapun anak perempuan, pasti larinya ke dapur dan kasur. Ngurus suami, ngurus anak"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun