Mohon tunggu...
Mamar Abdurrahman
Mamar Abdurrahman Mohon Tunggu... -

Tidak pernah tulisannya dimuat di surat kabar. Bahkan surat kabar burem sekalipun

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Manusia Jadi Setan

27 November 2010   01:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:16 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12908223172007461507

Syahdan, ketika tingkah laku manusia melebihi kebejatan setan, Tuhan marah. Lalu menukar posisi mereka. Kini, bangsa setan berlindung dari godaan manusia yang terkutuk. * Di sebuah taman, dimana keluarga setan sedang asik liburan, dua anak setan main ayunan. Yang lebih besar, perempuan, tertawa kegirangan, ayunannya lebih tinggi dan rambut panjangnya berterbangan. Si adik kesal. "Mana bisa kau seperti aku? ha ha ha," ledek sang kakak, kakinya menjentik tanah agar ayunan tambah tinggi lagi. Tentu adiknya tambah dongkol. Dia tidak menjawab ledekan. Memperlambat ayunan kemudian kakinya mencium tanah agar ayunannya terhenti. Tanpa ragu sang adik mengambil batu dari bawah pohon besar. Dengan kekuatan penuh dia lempar batu itu mengarah kakaknya yang masih saja terbahak. Ibu setan yang sedang membelai rambut suaminya dipangkuan, melihat aksi anaknya, berteriak. Namun terlambat, batu telah lepas dari tangan. Untung hanya kena rambut. "Tidak kena.. tidak kena.." Tambah terbakar saja hati si adik. Dia mencari lagi batu yang lain. Lebih besar. Tapi ibunya cepat mencegah. Lalu menyuruh anak perempuannya berhenti main ayunan. "Sini turun, Kak! Adik, ayo mendekat ibu." Keduanya menurut, mereka berdiri di depan ibunya yang duduk di rumput nan hijau. "Tidak boleh lempar batu ke kakakmu." "Dia lebih dulu. Meledek terus." "Sudah, sudah. Jangan main salah-salahan. Beberapa kali ibu bilang, sesama saudara gak boleh saling menyakiti. Itu bisikan manusia. Dia selalu menggoda kita untuk berbuat jahat. Mau kalian nanti masuk neraka dibakar bersama manusia?" Kakak adik menggelengkan kepala. Kedua anak setan itu bersalaman dan saling minta maaf. * Betapa senang pasangan muda setan mendapat bayi. Si suami bersyukur pada Tuhan telah diberi momongan dua hari lalu. Tapi dia baru tahu betapa lelah mengurus bayi yang baru lahir. Anaknya terbangun di saat dia mau tidur. Sepanjang malam maunya digendong. Diletakan sebentar saja pasti terjaga dan nagis. Sang suami tidak tega menyuruh istrinya gendong karena istrinya telah lelah memberi ASIS (Air Susu Ibu Setan). Biarlah istrinya tidur biar besok bangun segar. Dia pun bisa tenang pergi kerja. Betapa senang sudah 10 menit anaknya dia taruh tetapi tidak terjaga. Pulas. Lega hatinya. Akhirnya bisa ikut tidur juga, hatinya berbisik. Baru saja dia angkat selimut, anak muda setan melintas dengan motor yang saringan knalpotnya dilepas. Bunyinya yang bising bukan hanya membuat anaknya kembali nangis, istrinya pun kaget ketakutan. Si suami lari keluar rumah dan menyumpah, "DASAR MANUSIA!!" * Dunia pertelevisian setan heboh. Ada acara reality show baru yang menyedot perhatian. Ratingnya terus melejit. Masyarakat setan senang acara baru itu meski tidak masuk logika mereka. Nama acaranya, Menangkap Manusia. Jadi produser acara mencari rumah atau tempat angker buat lokasi suting. Ahli agama, tentu  saja setan, yang lihai melihat manusia ghaib jadi host. Kamera dengan ajaib bisa menangkap sekelabatan sosok manusia. Pemirsa di rumah, di pasar, dan dimana-mana, takjub dengan acara itu. Anak setan takut, dilarang nonton sama ayahnya, lalu pergi tidur bersembunyi di balik selimut. Pikirannya masih terbayang wajah manusia yang menyeramkan. * Melihat fenomena ini, malaikat terusik. Makhluk yang sejatinya tidak pernah membantah ini mencoba bertanya pada Tuhan. "Wahai Pemilik Alam Semesta, apakah ini sudah rencanamu dari awal?" "Tidak, ini diluar dugaanKu. Manusia menjadi bejat adalah biasa. Tapi tidak separah sebelum aku tukar posisi meraka. Malah tidak digoda setan pun mereka mampu berbuat munkar. Setan sampai salut dengan kelakuan manusia. Kejahatan yang tidak pernah dipikirkan setan malah dilakukan manusia." "Maafkan bila hamba lancang, tapi bukankah sebaiknya kita undang manusia dan setan untuk berdiskusi masalah ini? Sekali lagi maafkan hamba.." Diluar dugaan malaikat, Tuhan akhirnya setuju. Maka diundanglah perwakilan manusia dan perwakilan setan naik ke langit ketujuh. Sebagai moderator, malaikat memulai, "karena sesuai Kitab Suci khalifah di dunia itu manusia, maka menjadi rancu bila keadaan seperti sekarang." "Benar juga sih, tapi aku jadi tidak ada fungsi bila keadaan seperti semula," ujar setan, "manusia sudah sangat jago berbuat maksiat tanpa aku suruh. Mereka bisa membunuh anaknya tanpa aku hasut. Mereka manjadi sombong padahal tidak aku bisiki. Mereka sudah pelit dengan sendirinya. Malah pernah aku iseng menyalahi aturan Tuhan, membisikinya kebaikan, eh manusia itu tetap tidak mau." "Ha ha ha ha," manusia tertawa, "Payah kalian semua tidak tahu kenikmatan. Tuhan, tolong jangan rubah posisi ini. Biar saja surga itu buat setan. terserah nanti Kau tempatkan aku dimana, asalkan Kau ijinkan aku membisiki bangsa setan sampai akhir zaman." "Lihat," Tuhan bicara sambil melirik malaikat, "mereka sudah keterlaluan. Sudah bubarkan saja diskusi ini. Tidak ada gunanya. * 27 November 2010 gambar dari om gugel

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun