Namun, bukan berarti kita harus menolak kemajuan teknologi sepenuhnya. Teknologi adalah alat yang sangat berguna jika digunakan dengan bijak. Bagaimanapun juga, kita tidak bisa menutup mata pada kenyataan bahwa teknologi telah membawa kita lebih dekat dengan mereka yang jauh. Ini adalah anugerah yang harus kita syukuri.
Mungkin saatnya kita kembali mempertimbangkan arti sebenarnya dari silaturahmi. Bukan hanya tentang menyampaikan ucapan, tetapi juga tentang merasakan kedekatan secara langsung.Â
Teknologi seharusnya menjadi alat bantu untuk mempererat hubungan, bukan menggantikan sepenuhnya. Kita harus mengunakan teknologi dengan bijak, jangan sampai melupakan esensi dari kehidupan sosial yang sebenarnya, dan kita juga harus ingat bahwa kehadiran fisik, kebersamaan, dan kehangatan dalam berinteraksi adalah hal-hal yang tak tergantikan.
Jadi, di tengah semua kemajuan teknologi yang kita nikmati, jangan biarkan silaturahmi kita menjadi dingin. Mari kita kembali merangkul tradisi-tradisi yang telah mengakar dalam budaya kita, sambil tetap menjaga keterhubungan dalam dunia digital. Hanya dengan begitu kita bisa benar-benar merayakan Idul Fitri dengan penuh makna dan kehangatan, karena sebuah pelukan hangat jauh lebih berharga daripada seribu pesan singkat.
Saya ucapkan "Selamat Hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin.".Â
Jika ada pembaca yang merasa tersinggung atas artikel yang selama ini saya tulis, saya mohon agar dibukakan pintu maaf yang sebesarnya, karena saya juga hanya seorang manusia yang banyak salahannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI