Mohon tunggu...
Siti Nur Rahmah
Siti Nur Rahmah Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

hobi baca webtoon dan mempelajari hal baru

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Fenomena "Sogokan Sembako" Menjelang Pemilu, antara Praktik Politik dan Etika

7 Februari 2024   21:07 Diperbarui: 8 Februari 2024   21:36 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: mengantri sembako di jalan

Pemilihan umum seringkali diwarnai oleh berbagai praktik politik yang kontroversial, salah satunya adalah fenomena sogokan sembako. Sogokan sembako merupakan tindakan memberikan bantuan sembako kepada pemilih sebagai upaya untuk memengaruhi pilihan politik mereka. Praktik ini menjadi perdebatan karena menggoyahkan prinsip demokrasi yang seharusnya didasarkan pada kebebasan dan kemerdekaan pemilih untuk membuat keputusan tanpa adanya pengaruh eksternal.Konteks Sogokan Sembako menjelang Pemilu:

Sogokan sembako sering kali muncul menjelang pemilihan umum sebagai strategi politik untuk mendapatkan dukungan pemilih. Pada umumnya, praktik ini terjadi di tingkat lokal dan menargetkan kelompok masyarakat yang rentan ekonomi. Penerima bantuan sembako kemudian diharapkan akan memberikan dukungan politik kepada pemberi bantuan sebagai bentuk balas budi seperti yang terjadi belakangan ini. 

Dampak terhadap Proses Demokrasi:
Fenomena sogokan sembako dapat merusak integritas dan esensi dari proses demokrasi itu sendiri. Pemilihan umum seharusnya mencerminkan keinginan dan keputusan masyarakat secara bebas tanpa adanya tekanan atau pengaruh eksternal. Praktik ini menciptakan ketidaksetaraan dalam akses politik dan merugikan kompetisi yang seharusnya didasarkan pada ideologi, visi, dan program kerja.

Etika Politik dan Tanggung Jawab Pemilih:
Pada sisi lain, tanggung jawab moral juga harus ditempatkan pada pemilih. Penerima sogokan sembako perlu memahami konsekuensi dari tindakan tersebut terhadap proses demokrasi dan masyarakat secara keseluruhan. Penting untuk mempertahankan keintegritasan pemilihan umum dengan memilih berdasarkan pertimbangan yang bijak dan bukan semata-mata karena bantuan sembako yang diterima.

Upaya Penanggulangan dan Peningkatan Kesadaran Politik:
Untuk mengatasi fenomena sogokan sembako, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak. Pihak berwenang, baik di tingkat pemerintah maupun lembaga pemilihan, perlu menerapkan regulasi yang lebih ketat dan sanksi yang tegas terhadap praktik ini. Selain itu, perlu dilakukan upaya meningkatkan kesadaran politik masyarakat, agar mereka dapat membuat keputusan politik berdasarkan pemahaman mendalam terhadap visi, misi, dan rekam jejak calon tanpa terpengaruh oleh imbalan materi.

Kesimpulan:

Fenomena sogokan sembako menjelang pemilu merupakan tantangan serius terhadap proses demokrasi. Perlu dilakukan langkah-langkah preventif dan edukatif untuk memastikan bahwa pemilihan umum mencerminkan keinginan masyarakat secara bebas dan adil. Etika politik dan integritas proses demokrasi harus tetap dijaga agar masyarakat dapat memilih berdasarkan kepentingan bersama dan kesejahteraan negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun