Mohon tunggu...
Maman A Rahman
Maman A Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Orang Meninggal Itu Ternyata Hidup

29 Maret 2012   07:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:18 28529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sebelum Raymond A. Moody, filosof dan psikolog asal Amerika, melakukan penelitian terhadap orang mati suri dan menuliskanya menjadi buku  “Life after Life” pada tahun 1975 mungkin orang Barat tidak pernah percaya bahwa ada kehidupan setelah kematian.

Hal ini bisa dimaklumi, karena orang Barat terbiasa dengan berpikir rasional, dan mengukur segala sesuatu secara empiris. Kehidupan setelah kematian adalah sesuatu yang tidak mudah mengukur dan membuktikannya sampai ada orang yang memberikan kesaksian bahwa memang ia mengalami kehidupan setelah mati.

Banyak orang yang mengalami mati suri, seperti 150 orang yang menjadi subyek penelitian Raymond A. Moody dan banyak juga di Indonesia, yang memberikan kesaksian bahwa ternyata ada kehidupan setelah kematian. Ajaran agama yang mengatakan bahwa ada siksa kubur dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam kubur menjadi sesuatu yang benar adanya setelah cerita dari orang yang mengalami mati suri terungkap.

Dari hasil penelitian Raymond, ada 9 elemen yang ditemui oleh orang yang mati suri  yaitu suara aneh, kedamaian dan kehilngan rasa sakit, pengalaman keluar  dari tubuh, pengalaman dalam terowongan, terangkat cepat ke atas, manusia cahaya, wujud cahaya, ulasan kehidupan dan  desakan untuk kembali.

Penelitian Raymond diperkuat dengan kesaksian-kesaksian orang mati suri yang ada di belahan dunia. Di Indonesia, cerita tentang pengalaman mati suri pernah juga ditampilkan di salah satu acara televisi. Mereka semuanya memberikan kesaksian bahwa betul ada kehidupan setelah kematian.  Seperti yang dialami Aslina warga Bengkalis yang mati suri 24 Agustus 2006 lalu. Gadis berusia sekitar 25 tahun itu memberikan kesaksian saat nyawanya dicabut dan apa yang disaksikan ruhnya saat mati suri.

Dalam pandangan Islam,  kematian dianggap sebagai peralihan kehidupan, dari kehidupan dunia menuju kehidupan di alam lain. Setelah meninggal dan dikuburkan, manusia akan dihidupkan kembali dan proses penghitungan amal baik-buruk akan terjadi.

Islam juga mengajarkan bagaimana sikap orang yang masih hidup terhadap orang yang sudah meninggal dunia. Mendoakan sesuatu yang baik adalah sangat dianjurkan.  Sebuah hadis menjelaskan bahwa “Apabila seorang manusia meninggal, maka akan terputus amalannya kecuali tiga perkara : shadaqoh jariyah (shadaqoh yang memberi manfaat berkesinambungan)  atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakan kepadanya” (HR Abu Hurairah) .

Dengan penjelasan agama dan didukung penelitian empiris, kematian sesungguhnya awal dari kehidupan yang abadi di alam akhirat.  Sebagaimana kita akan  pergi jauh dan dalam waktu yang sangat lama, sudah selayaknya kita menyiapkan bekal sebanyak-banyaknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun