Mohon tunggu...
Maman A Rahman
Maman A Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Saatnya Tiba

12 Desember 2018   05:55 Diperbarui: 12 Desember 2018   06:01 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu-satu bunga berguguran
Jatuh luluh tersungkur ke tanah   Berbaring
Mencium
Menyatu denganya

Satu-satu bunga berguguran
Tak tua tak jua muda
Ketika saatnya tiba
Ia ucap selamat tinggal
Pada ranting yang tak lagi penting
Pada batang yang tak bisa menentang
Pada pohon yang tak bisa lagi dimohon

Satu-satu bunga berguguran
Tangis daun tak membuat urung
Isak tangkai tak membuat lalai
Jerit akar tak membuat terbakar

Satu-satu bunga berguguran
Harumnya menembus langit
Wanginya menjaga bumi
Namanya abadi terpatri

Satu-satu bunga berguguran
Pulang kembali kepada-Nya
Menjinjing sekeranjang harumnya
Menggendong sekarung wanginya

Selamat jalan wahai bunga-bunga
Wangimu terus tercium sepanjang waktu.

Bobos, 12 Desember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun