Mohon tunggu...
Maman A Rahman
Maman A Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi│Kampung Sawah

30 Juli 2018   10:37 Diperbarui: 30 Juli 2018   10:55 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak ada lagi hamparan sawah membentang,
Tak ada lagi pematang membatang,
Tak ada lagi petani bekerja sampai petang,
Tak ada lagi kerbau membajak ladang.

Tak ada lagi garu memburu,
Tak ada lagi beluku dipacu,
Tak ada lagi parang digugu,
Tak ada lagi ani dipicu.

Tak ada lagi padi disemai,
Tak ada lagi pipit berkicau ramai,
Tak ada lagi ikan bersiul di sungai,
Tak ada lagi anak-anak bernyanyi santai.

Kini kampung sawah tetap menyemai,
Menyemai kasih di ladang permai,
Petani bercocok beramai-ramai,
Menabur benih cinta damai.

Memupuk memelihara bersama,
Membersihkan ladang dari hama,
Berbagi air sedikit diterima,
Tak ada sikap jumawa.

Jika ada hama menyerang,
Semua warga siap berjuang,
Menjaga benih tetap dipegang,
Bekal hidup anak cucu mendatang.

Condet, 27 Juli 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun