Mohon tunggu...
Maman A Rahman
Maman A Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wisata Kuliner di Kota Udang

1 Januari 2011   21:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:03 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KA CIREKS, Cirebon Ekspres, kembali mengantarkanku ke kota udang.Kota yang sesungguhnya tidak asing bagi saya. Kota yang dulu sempat aku singgahi beberapa tahun untuk mencari ilmu. Kota dimana pendamping hidupku berasal. Kini aku datang lagi untuk sebuah misi, misi menikmati makanan khas kota ini.

Misi pertama dimulai. CIREKS berhenti di Stasiun Cirebon. Aku perlahan menuruni tangga menuju gerbang. Aku tidak sendiri. Sebelumnya iparku telp mengabarkan dia dan dan temen-temannya ada di KA yang sama hanya beda gerbong. Mereka ke Cirebon untuk mengisi liburan. Sebagian dari mereka tidak mendapat tempat duduk. Begitupun dengan aku.Aku hanya berdiri di dekat pintu keluar, digerbong ber AC.Waktu itu memang KA penuh sesak dipadati pemudik liburan Natal. Akhirnya sesampai di mulut pintu stasiun kami bersua.Awalnya mereka ingin menikmati nasi jamblangterlebih dahulu. Tetapi aku tak kuasa meninggalkan empal gentong putra mang Darma yang ada di pojok kanan depan stasiun.

Pedagang empal gentong banyak dijumpai di sudut-sudut kota Cirebon. Di pojok depan stasiun itu hanya salah satu saja yang rasanya pas dengan lidahku. Akhirnya kami pun menyempatkan diri mampir. Kami pun memesan bebera mangkok. Aku lebih memilih empal gentong berpadu dengan lontong. Kuahnya lekoh dengan daging sapi empukditaburi bawang goreng ditambah aroma yang sedap membuat aku tak sabar menyantapnya. Aku melahapnya sampai suap terakhir tanpa tersisa. Dengan harga satu porsi Rp. 12.000, nafsu hati ingin nambah satu porsi lagi tetapi aku teringat makanan lain masih menunggu. Ya masih banyak yang menunggu untuk disantap, tahu gejrot, nasi jamblang, lengko, bubur kuah dan masih banyak makanan khas lainnya.

Misi selanjutnya menuju nasi jamblang mang dul. Kami langsung menuju tempat yang dituju. Mobil berhasil parkir tepat di depanrumah makan tersebut. Sayang ternyata nasi jamblng telah ludes tak tersisa, padahal waktu masih siang. Akhirnya diputuskan makan dengan sambal goreng khas Cirebon ditemani gurame goreng di rumah mertua.

Teman-teman lain akan melanjutkan misi liburannya ke Majalengka. Sedangkan saya bersama istri tetap di Cirebon untuk melanjutkan misi yang belum usai, menikmati makanan khas Cirebon lainnya. Sorenya saya, istri dan dua saudara perempuan istriku menuju warung nasi jamblang “Ibad Otoy” yang ada di sekitar jalan kosambi. Di warung ini tersedia bermacam lauk pauk. Pengunjung tinggal memilih mana yang suka dan mengambil sendiri. Nasinya di bungkus secara khas dengan daun jati. Dibungkus kecil-kecil seperti nasi kucing ala Jogja.Aku minta penjaga warung diambilkan nasinya dua bungkus. Di depan saya terlihat sambal goreng, sambal trasi, sotong, semur jengkol, sate kerang, sate kentang, tempe goreng, tempe oreg, pepes jamur dan banyak lainnya. Aku memilih sotong , sate kerang dan tempe goreng.

Sengaja saya memilih sotong, semacam cumi lengap dengan tinta hitamnya, karena lauk ini jarang ditemukan. Aku menyantapnya dengan lahap sampai tak terasa tiga bungkus nasi habis sudah. Aku pun meminta lagi dua bungkus nasi dan menyelesaikannya dengan sate kerang sampai habis.

Hari yang lain saya dan keluarga mengisi makan siang di warung makan nasi lengko “mang Barno”.Nasi lengko, nasi yang ditemani taoge, potongan keciltahu tempe di kasih kecap dan sambal. Biasanya ditemani juga dengan sate kambing atau sate ayam dan kerupuk.Masuk warung ini antriannya bukan main, harap sabar. Menikmati nasi lengko teringat masa waktu sekolah dulu di daerah Ciwaringin Cirebon. Ada sensasi masa lalu, pikirku. Usai makan, teh tawar hangat telah tersedia. Aku meminumnya perlahan, ah.... segarnya. Tak terasa keringat sudah mulai membasahi tubuhku. Makanan nikmat dengan harga terjangkau.

Liburan singkat kali ini terasa menyenangkan. Dengan biaya tidak terlalu besar sudah bisa menikmati banyak makanan khas Cirebon. Biaya transportasi bisa melalui Kereta Api maupun dengan mobil umum. Dengan uang Rp. 70.000 bisa naik KA bisnis. Jika ingin yang ber AC bisa naik Cireks Eksekutif.
Empal gentong putra mang Darma, tunggu kami dilain waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun