Mohon tunggu...
Maman A Rahman
Maman A Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Liputan Penting untuk Orang Penting

19 November 2010   02:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:29 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejumlah perempuan dari berbagai wilayah akan sharing pengalaman bagaimana mereka melakukan penguatan hak-hak perempuan di komunitasnya masing-masing. Ada yang datang dari Banyuwangi Jawa Timur, Cirebon, Bandung dan Garut Jawa Barat.

Mereka akan berbagipengalaman berharganya pada Seminar Nasional “Masa Depan Kepemimpinan Ulama Perempuan”. Acara ini akan digelar pada 23 November 2010 di Wisma Hijau Cimanggis Depok. Selanjutnya pada tanggal 24 akan diteruskan dengan Lokakarya dengan tema yang sama.

Sebagai gambaran, empat perempuan hebat tersebut akan berbagi pengalamannya yang berbeda beda. Seorang Nyai dari Banyuwangi akan berbagi bagaimana pengalamannyamelakukan penguatan perempuan buruh migranIndonesia yang ada di Hongkongmelalui teknologi informasi masa kini. Ibu Nyai yang punya semangat tinggi ini akan berbagi pengalaman bagaimana awalnya bisa tergerak untuk melakukan pemberdayaan kepada perempuan buruh migran Indonesia yang bekerja di Hongkong.Upaya ini tentunya sangat penting terkait masih banyak perempuan buruh migran Indonesia yang mengalami kekerasan di tempat kerjanya. Seperti yang dialami Sumiati, Buruh Migran Indonesia bekerja di Arab Saudi yang mengalami kekerasan oleh majikannyabaru-baru ini.

Selanjutnya Ibu Nyai dari komunitas pesantren Cirebon akan berbagi pengalamannya memberdayakan perempuan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Ibu Nyai ini akan berbagi pengalamannya bagaimana pertama kali tergerak untuk melalukan pendampingan kepada perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga. Sebagai seorang perempuan yang hidup di komunitas pesantren, tentu upaya yang dilakukannya akan bersinggungan dengan pemahaman agama di lingkungannya. Bagaimana berargumentasi dengan menggunakan penafsiran agama dan bagaimana hasil dari upaya yang telah dilakukannya tersebut bagi para korban. Semuanya akan terungkap di acara seminar ini.

Ulama Perempuan lain yang akan berbagi datang dari Garut. Perempuan ini akan berbagi bagaimana melakukan penguatan hak-hak perempuan dikomunitas muslim dengan memberikan pemahaman tentang SRHR (Sexuality Reproductive Health and Rights). Kita tahu bahwa persoalan perempuan sangat kompleks. Mulai dari persoalan tubuh perempuan sampai pada persoalan relasi antara perempuan dan laki-laki.Ada keterkaitan yang erat antara kesehatan reproduksi dengan relasi yang dibangun perempuan dengan laki-laki. Ibu Nyai ini akan berbagi pengalamannya dengan kedua isu tersebut.

Ada juga perempuan yang tergerak hatinya untuk melakukan penguatan hak-hak perempuan melalui tulisan.Perempuan asal Bandungakan berbagi pengalaman bagaimana awalnya bersentuhan dengan isu kesetaraan gender dan kemudian tergerak hatinya untuk melakukan perubahan di komunitasnya dengan menggunakan media tulisan.Bagaimana pula strategi yang dilakukannya terkait dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan bagaimana perempuan energik ini memanfaatkannya.

Selain empat perempuan yang akan berbagi pengalaman dan melakukan penguatan hak-hak perempuan di komunitasnya masing-masing akan hadir pula empat orang narasumber yang akan melihat dinamika penguatan hak-hak perempuan di Indonesia.

Seorang pembicara dari Aceh akan menyampaikan peran ulama perempuan dari aspek sejarah Islam dan sejarah Indonesia. Narasumber lain datang dari negeri sebrang, Malaysia. Pembicara ini akan berbagi pengalaman bagaimana melakukan penguatan hak-hak perempuan di komunitas muslim yang dilakukan oleh SIS (Sister in Islam, sebuah organisasi yang konsen pada penguatan hak-hak perempuan di komunitas muslim di Malaysia).

Untuk mengetahui perkembangan gerakan perempuan Indonesia, hadir juga seorang aktivis yang mengetahui dan terlibat pada upaya-upaya penguatan hak-hak perempuan di level nasional, regional dan global.Pembicara ini akan menyampaikan dinamika gerakan perempuan muslim di Indonesia terkait dengan isu-isu hukum keluarga.

Satu lagi narasumber yang akan tampil adalah dari pihak pemerintah. Narasumber ini akan membahas upaya penguatan hak-hak perempuan dalam perspektif pemerintah. Apa saja yang sudah, sedang dan akan dilakukan pemerintah untuk penguatan hak-hak perempuan.

Narasumber-narasumber tersebut akan berbagi pengalaman dan pengetahuannya pada seminar nasional sehari ini. Acara yang laksanakan oleh Rahima (sebuah organisasi yang mempunyai perhatian pada penguatan hak-hak perempuan di Indonesia) in akan dihadiri sekitar 250 peserta dari berbagai daerah dan komunitas. Mereka sangat kaya dengan pengalaman dan informasi aktual tentang persoalan-persoalan riil yang dihadapi oleh perempuan di komunitas muslim di wilayah Jawa dan Madura.

Saya mengundang kompasianer yang tertarik dengan Seminar Nasional “Masa Depan Kepemimpinan Ulama Perempuan” ini untuk hadir dan meliput acara yang sangat penting ini. Penting karena dihadiri oleh sekitar 100 ulama perempuan dari komunitas dan 150 para aktivis yang konsen para penguatan hak-hak perempuan di komunitas muslim.

Bagi yang berminat hadir dan meliput dapat mengubungi saya (Maman A Rahman)
di HP. 0813 10634884.



Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun