Mohon tunggu...
Maman A Rahman
Maman A Rahman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis tinggal di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Mengenal Lead dalam Tulisan Feature

31 Oktober 2010   21:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:57 4658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Dua hal saran yang sering kita dengar ketika kita belajar menulis. Banyak-banyaklah membaca dan menulis. Saran yang kedengarannya sederhana tetapi tidak mudah melakukannya, butuh konsistensi.

Selain dua saran di atas, untuk persoalan teknis, banyak buku yang bisa kita baca berkaitan dengan teknis menulis. Salah satu buku yang mungkin perlu dibaca adalah “Seandainya Saya Wartawan TEMPO” buku yang diterbitkan Institut Arus Informasi dan Yayasan Alumni TEMPO. Buku ini merupakan buku “primbon”nya wartawan Tempo pada awal merintis majalah ini dan sekarang banyak digunakan sebagai pegangan wartawan.

Dalam menulis berita, paling tidakada dua model tulisan yang kita kenal. Berita “keras” (hardnews) dan tulisan feature. Menurut buku tersebut, menulis berita yang diutamakan ialah pengaturan fakta-fakta. Sedangkan dalam penulisan feature memakai teknik “mengisahkan sebuah cerita”.Biasanya, tulisan hardnews kekuatannya hanya sehari, setelah itu terasa “basi”. Sedangkan pada tulisan feature akan kuat dalam waktu lama dan tetap “enak” dibaca kapanpun.

Lebih lanjut menurut buku yang diberi kata pengantar oleh Gunawan Mohamad ini,“penulis feature pada hakekatnya adalah seorang yang berkisah.” Penulis melukis gambar dengan kata-kata dan terkadang melibatkan diri dalam cerita tersebut.

Perbedaan lain antara Hardnews dengan feature adalah pada pola penggunaan pola tulisan. Piramida terbalik biasanya digunakan pada tulisan “hardnews”.Berita yang penting ditaruh di posisi yang paling atas, sehingga memudahkan dalam pengeditan. Sedangkan pada tulisan feature informasi penting tersebar di seluruh tulisan sehingga tidak mudah untuk memotong pada satu paragraf tertentu.

Kita balik lagi dengan tema kita, lead.Paling tidak ada dua tujuan dalam feature. Pertama menarik pembaca untuk megikuti cerita. Kedua, membuat jalan supaya akhir cerita lancar.

Ayo kita lihat, model-model lead yang seringkali digunakan dalam majalah maupun koran. Lead ringkasan. Lead ini biasanya digunakan dengan meringkas berita penting yang cukup menarik. Lead ini biasanya juga digunakan dalam penulisan berita “keras”. Lead ini relatif mudah karena “hanya” meringkas peristiwa penting. Olehkarena itu, lead ini biasanya digunakan oleh penulis yang sedang dikejar “deadline”.Mari kita lihat contoh lead ini “Pasca Kemunculan titik api diam di puncak Merapi, Kamis (28/10) malam, aktivitas Gunung Merapi menunjukan peningkatan kemarin. Erupsi berupa luncuran awan panas terjadi secara bergelombang setidaknya hingga pukul 20.40. (Kompas, 30 Oktober 2010, “Awan Panas Terus Meluncur”). Beritanya jelas, Gunung Merapi masih mengeluarkan awan panasnya.

Lead yang lain adalah lead deskriptif. Lead ini menciptakan gambaran dalam pikiran pembaca tentang suatu tokoh, tempat kejadian ataupun suasana. Mari kita lihat contoh yang baik tentang lead ini. “Dor...dor....dor..dor..dor....Suara tembakan terdengar sekali-sekali, terkadang-kadang terdengar seperti saling susul, ditengahkesunyian suasana hutan ketika pada petengahan bulan september lalu saya beserta sejumlah wisatawan mancanegara menyusuri jalan setapak memasuki kawasan hutan bekas basis perjuangan gerilyawan Vietkong di daerah perbukitan Cu Chi (baca: ku ci), sekitar 50 kilometer dari Ho Chi Minh”. ( “Kompas, 30 Oktober 2010, “Menengok Terowongan Cu Chi”). Pada lead ini terlihat jelas penggambaran suasana di tempat liputan. Dan satu hal lagi adalah terlibatnya penulis dalam penggambaran itu.

Lead yang lain adalah lead kutipan.Kutipan yang ringkas dan kuat pesannya sangat menarik pembaca. Apalagi kalau itu diucapkan oleh orang yang terkenal. Seperti contoh tulisan berikut ini“Our heart go out to the people of Merapi & Jakarta” (Kompas, 31 Oktober 2010, “ Empati dari Bantul sampai Hollywood”).Pernyataan di atas dikutip dari penyataan aktor Hollywood Tom Cruise lewat Twitternya beberapa jam setelah Gunung Merapi Meletus.

Demikian beberapa lead yang bisa saya perkenalkan. Sesungguhnya masihbanyak lagi lead yang lain sepertilead bercerita, lead pertanyaan, lead menuding langsung, lead penggoda, lead nyentrik dan lead gabungan.Tetapi untuk saat ini baru itu yang bisa saya sampaikan. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun