Mohon tunggu...
Man Suparman
Man Suparman Mohon Tunggu... w -

Man Suparman . Email : mansuparman1959@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Apa Itu Gorol?

11 Juni 2018   13:09 Diperbarui: 11 Juni 2018   13:15 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SUDAH sejak lama alias sejak zaman tai kotok dilebuan (kotoran ayam dilumuri abu) atau jauh sebelum ada era mellenial, jauh sebelum era intenet, jauh sebelum zaman now atau jauh sebelum kids zaman now (bagi anak-anak), bangsa Indonesia sudah mengenal istilah gotong royong.

Gotong royong sering dilakukan, baik oleh masyarakat perkotaan maupun pedesaan, karena budaya gotong royong ini, sudah melekat dan menyatu dengan kehidupan dan kebudayaan masyarakat Indonesia.

Salah satu contoh, jangan jauh-jauh sekitar tahun 65-an, masyarakat sering digerakkan oleh Lurah untuk melakukan perbaikan jalan kompa (jalan desa) dengan cara gotong royong. Artinya dilakukan secara bersama-bersama, beramai yang tentunya melibatkan banyak orang.

Gotong royong merupakan istilah Indonesia untuk bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu hasil yang didambakan. Istilah ini berasal dari gotong berarti "bekerja", dan royong berarti "bersama". Seperti bersama dalam musyawarah, kekeluargaan, dan gotong royong menjadi dasar filsafat Indonesia seperti yang dikemukakan oleh M. Nasroen, seorang pelopor kajian Filsafat Indonesia(Wikipedia).

Dalam penggunan atau penyampaian istilah gotong royong ada juga yang suka menyingkatnya, menjadi gotroy, namun singkatan gotroy dari kepanajngan gotong royong ini, sangat tidak populer, dan lebih enak diungkapkan, dikatakan dengan lengkap, yaitu gotong royong.

Sebagaimana dikemukakan di atas, juga berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahwa arti dari gotong royong itu, yaitu  melakukan suatu pekerjaan yang dilaksanakan atau dilakukan secara bersama-sama yang tentunya melibatkan banyak orang.

Nah pada zaman now ini di daerah tempat tinggal penulis (mudah-mudahan di daerah lain tidak terjadi, tidak latah dan tidak meniru), ada istilah baru yang dipopulerkan oleh pemerintahan setempat, yaitu istilah gorol, yaitu singkatan dari gotong royong lobaan, (lobaan -- basa Sunda melibatkan banyak orang).

Istilah gotong royong yang ditambah dengan kata lobaan disingkat  atau menambahkan stilah gotong royong menjadi gotong royong lobaan yang kemudian disingkat menjadi Gorol, rasanya sangat rancu. Kenapa dibilang rancu, karena arti gotong royong sendiri, yaitu melakukan sesuatu yang dilaksanakan secara bersama-sama melibatkan banyak orang alias lobaan tea, rasanya tidak perlu lagi menambahnya dengan kata lobaan. Artinya merupakan penghamburan kata.                    

Apa maksud dari mempopulerkan istilah gotong royong lobaan (Gorol- dengan menambah kata lobaan) yang jelas-jelas sangat rancu, penghamburan kata, karena istilah bgotong royong itu sendiri, sudah menunjukkan arti bersama-sama alias lobaan.

Menciptakan istilah baru, memang bisa menjadi sesuatu yang  menarik, bahkan bisa menjadi sejarah, jika istilah baru itu, sangat tepat dan diterima oleh masyarakat yang dilandasi dengan tidak  asal-asalan,  karena gaya karena ingin memiliki identitas diri, sehingga tidak menjadi pembodohan terhadap publik.

Istilah Gorol yang sangat rancu ini, lagi-lagi diikuti dan dipopulerkan oleh media, baik media online maupun media cetak  (media mainstream yang seharusnya memberi pembelajaran yang baik). Akhirnya, istilah yang salah kaprah ini agak "populer" juga. Apa itu, Gorol ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun