Hari -- hari ini, terasa sunyi sepi,tak terdengar lagi gonggongan anjing, "Apakah kampungku sudah aman dari para pencuri, orang-orang yang dicurigai ?"
Aku kesana kemari, mencari anjing-anjing yang biasa berkumpul di kandangnya sebelum mereka beraksi menggonggong menyuarakan suara Tuhan
Hmmmm, kutemukan anjing-anjing itu di dalam kandang. Mereka ada yang tertidur pulas, ada yang berguling-guling karena perutnya kebanyakan makanan, ada juga yang tengah berebut menikmati tulang belulang
Ketika kuhampiri, anjing-anjing itu, serentak mengerdipkan matanya seraya berkata, "Kami tak tahan lapar hidup di luar sistem, terus menggonggong pun ibarat berteriak di ruang hampa,"
Aku terdiam, dan menggumam sendiri,"Suatu waktu, mereka pasti kembali ke habitatnya, ketika lapar dan dan tak ada lagi yang melempar tulang belulang,"
Dari hari ke hari kampungku semakin sunyi sepi, tetapi dibalik bilik-bilik dan dalam keseharian berisik semakin menggilanya para pencuri, orang-orang yang dicurigai, juga semakin berisiknya yag merecoki kekuasaan untuk kepentingan pribadi kelompok dan politik dinasti.
Hmmm dalam suasana sepi terkadang ramai teriakan-teriakan di dunia maya dan nyata tentang banyak persoalan, walaupun belum tentu kebenarannya. Tetapi ya itu tadi ibarat berteriak di ruang hampa kedap suara.
Semua itu, boleh jadi, karena sudah terlalu banyak orang yang dihinggapi penyakit telinga yang namanya tuli, bersekutu dengan dengan buta mata, buta hati. Mulut-mulut pun terkunci !
Kampungku 2016 - 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H